REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menyebut e-commerce memiliki peran penting dalam mendorong ekspor pelaku UMKM ke pasar internasional. Pernyataan ini ia sampaikan dalam peluncuran Program Ekspor Shopee FLEXI di Jakarta, Senin (1/7/2025), yang menjadi upaya terbaru Shopee Indonesia dalam memperluas akses ekspor bagi brand dan pelaku usaha lokal.
"Ekspor kini semakin mudah dengan bantuan teknologi. Melalui Shopee, UMKM bisa langsung menjangkau pasar luar negeri," ujar Mendag yang akrab disapa Busan. Ia menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, seperti Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dan 46 Atase Perdagangan di 33 negara untuk membantu pelaku usaha menembus pasar global.
Busan menegaskan bahwa pemerintah menargetkan nilai ekspor nasional tumbuh 7,1 persen secara tahunan pada 2025, dengan total ekspor ditargetkan mencapai USD 294,45 miliar. "Kami ingin lebih banyak UMKM menembus pasar ekspor, termasuk melalui program dari Shopee ini. Terima kasih sudah membantu UMKM menjangkau pasar global," ujarnya.
Sepanjang semester pertama 2025, Shopee mencatat lebih dari 10 juta produk lokal berhasil diekspor ke berbagai negara melalui Program Ekspor Shopee. Malaysia, Filipina, dan Singapura menjadi tiga negara tujuan ekspor terbesar. Kategori produk yang paling diminati mencakup fesyen, perlengkapan rumah, serta kebutuhan olahraga.
Sejak diluncurkan pada 2019, Program Ekspor Shopee secara kumulatif telah memfasilitasi ekspor lebih dari 60 juta produk lokal ke berbagai negara di Asia Timur, Asia Tenggara, hingga Amerika Latin.
Deputy Director of Government Relations Shopee Indonesia, Balques Manisang, menyampaikan bahwa Shopee terus berupaya mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk ekspor. Salah satunya melalui program terbaru bertajuk Shopee FLEXI, yang memberikan fleksibilitas bagi penjual untuk mengelola strategi toko mereka di pasar luar negeri.
“Shopee FLEXI memberi keleluasaan bagi penjual dalam mengatur produk, harga, dan bahasa untuk pasar ekspor, dimulai dari Malaysia sebagai debut pertama,” kata Balques.
Ia menambahkan bahwa melalui program ini, UMKM didorong untuk memahami perilaku konsumen global serta meningkatkan daya saing di pasar internasional. "Kami ingin UMKM tidak hanya menjual produk, tetapi juga belajar bagaimana membangun strategi yang sesuai dengan selera pembeli luar negeri," ujarnya.
Berbeda dengan metode reguler, program ekspor otomatis Shopee akan mengonversi informasi toko di Indonesia ke dalam bahasa dan mata uang negara tujuan. Sementara program FLEXI memungkinkan penjual untuk mengatur sendiri bagaimana toko mereka tampil di pasar global.
“Program reguler menawarkan kemudahan ekspor otomatis, sementara FLEXI memberikan kebebasan bagi penjual untuk mengelola dan menyusun strategi berjualan di luar negeri,” tutur Balques.