Jumat 18 Jul 2025 11:54 WIB

PSSI Bangun Ekosistem Pelatih, Pesan Erick Thohir: Jangan Ada Pelatih dan Pemain Titipan

Diperkirakan Indonesia membutuhkan setidaknya 36 ribu pelatih sepak bola.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan sambutan dalam acara National Coach Conference 2025 yang digelar di Jakarta International Stadion (JIS), Jumat (18/7/2025).
Foto: dok PSSI
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan sambutan dalam acara National Coach Conference 2025 yang digelar di Jakarta International Stadion (JIS), Jumat (18/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan komitmen federasi yang dipimpinnya dalam membangun ekosistem pelatih sepak bola nasional yang kuat, profesional, disiplin, dan menjunjung tinggi integritas.

Hal ini disampaikan Erick dalam acara National Coach Conference 2025 yang digelar di Jakarta International Stadion (JIS), Jumat (18/7/2025). Acara yang digelar PSSI dan Kemenpora serta dihadiri 300 pelatih dari berbagai daerah itu bertujuan memperkuat fondasi pelatih sepak bola Indonesia dalam pembinaan pemain yang berkelanjutan.

Baca Juga

"Sepak bola Indonesia mengalami banyak terobosan dalam dua tahun terakhir. Prestasi nasional meningkat, pemusatan latihan timnas putra dan putri berjalan baik, dan program pengembangan grassroot kian tumbuh," ujar Erick.

Sebagai bagian dari transformasi menyeluruh, PSSI resmi mengubah statuta dengan semangat bahwa pemain sepak bola harus lahir dari akar rumput, bukan dari segelintir klub super di perkotaan. Melalui Liga 4 yang dirancang sebagai kompetisi berbasis kota dan kabupaten, juara kompetisi akan bertanding di tingkat provinsi sebagai Liga 3, lalu melangkah ke tingkat nasional.

Dengan potensi lebih dari 12 ribu klub di seluruh Indonesia dihitung dari 514 kabupaten/kota bila masing-masing ada 25 klub, kebutuhan pelatih sepak bola melonjak tajam. Diperkirakan Indonesia membutuhkan setidaknya 36 ribu pelatih, sementara saat ini baru tersedia 15 ribu pelatih aktif.

Jumlah ini masih jauh dari negara maju seperti Jepang. "Profesi pelatih sangat diperlukan. Ekosistem ini tengah kita bangun dan pelatih juga perlu proses. Saya mendorong adanya terobosan PSSI dan Asprov mempermudah akses dan menurunkan biaya lisensi pelatih. Dukungan Rp500 juta per tahun ke Asprov adalah bentuk nyata komitmen kami," kata Erick.

Ia juga menekankan perlunya penolakan praktik “titipan” baik di posisi pelatih maupun pemain. "Junjung tinggi integritas. Beri kesempatan kepada semua anak atau pemain berkembang. Itulah ekosistem yang harus kita bangun. Jadi PSSI dan Asprov jangan akomodasi pelatih titipan, dan pelatih juga setelah melatih jangan terima pemain titipan," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement