Ahad 20 Jul 2025 05:59 WIB

Deputi BGN: Dapur SPPG Wajib Ada CCTV

Deputi BGN tekankan sterilisasi dapur MBG hindari persepsi negatif.

Pekerja menanta peralatan di dapur mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menanta peralatan di dapur mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Deputi Bidang Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional (BGN) Brigjen TNI (Purn) Suardi Samiran menekankan kebersihan dan sterilisasi dapur program Makan Gizi Gratis (MBG) harus dijaga demi menghindari persepsi negatif di masyarakat menyusul adanya video viral.

"Itu bohong, bohong (video ulat viral). Makanya, dapur itu wajib ada CCTV, jadi kita pantau setiap saat," kata Suardi kepada wartawan menanggapi adanya video viral makanan MBG berulat seusai membuka pelatihan relawan petugas penjamah makanan di Hotel Novotel Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Baca Juga

Ia menjelaskan, proses pengolahan makanan di Dapur MBG oleh tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sesuai standar serta melalui pemeriksaan ketat mutu dan kualitas makanan sebelum didistribusikan.

"Kalau (masa) inkubasi ulat itu tiga hari, jadi bohong itu kalau ada ulat. Jadi, kita harus steril untuk makanan yang dibagikan," paparnya lagi menegaskan.

Guna mengantisipasi adanya hal negatif tentang MBG, sebanyak 550 orang relawan SPPG dilatih tentang pemeriksaan, penjamah makan termasuk sanitasi dapur MBG untuk menjaga makanan steril di hotel setempat oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Makassar.

Pelatihan tersebut guna peningkatan kualitas layanan program MBG di Sulsel. Saat ini telah berdiri 76 dapur MBG dengan jumlah relawan sebanyak 3.572 orang. Masing-masing satu dapur MBG melibatkan 47 orang relawan.

Dari jumlah relawan SPPG MBG di Sulsel ini lanjut dia, pihaknya telah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk perlindungan sosial agar mereka dapat bekerja maksimal mensukseskan program Presiden Prabowo.

"Itu tadi, sudah berbicara dengan BPJS Ketenagakerjaan. Sudah MoU, sudah PKS (perjanjian kerja sama). Jadi, kita mengharapkan mereka semangat bekerja. Kalau terjadi sesuatu, malang tidak bisa ditolak. Nah, untuk mengantisipasi itu, bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan," katanya lagi.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement