REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan HUT ke-74 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Surabaya menjadi momentum penting untuk menyoroti peran strategis bidan dalam memperkuat literasi kesehatan di tingkat keluarga.
Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan di banyak daerah, bidan kerap menjadi pintu pertama masyarakat dalam mencari solusi atas keluhan ringan seperti demam, flu, atau nyeri otot. Karena itu, kapasitas mereka dalam memberikan edukasi pengobatan mandiri yang bijak dinilai sangat krusial.
“Bagi banyak keluarga, bidan adalah tempat pertama untuk bertanya soal kesehatan,” kata Ketua IBI Ade Jubaedah.
Ia menilai, akses informasi yang berkelanjutan menjadi bekal penting agar para bidan bisa menjalankan perannya secara maksimal.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari perluasan inisiatif Panadol Klinik Cekatan yang telah menjangkau puluhan ribu pasien di berbagai wilayah sejak 2023. Program ini menekankan pendekatan edukasi langsung dan teknologi jarak jauh seperti Telepon Cekatan dan Koper Cekatan untuk memperluas akses konsultasi medis.
Menurut General Manager Haleon Indonesia, Dhanica Mae Dumo-Tiu, upaya ini bertujuan memperluas edukasi kesehatan yang inklusif. “Edukasi tidak boleh berhenti di satu komunitas saja. Harus diperluas agar lebih banyak orang bisa mengakses informasi yang benar,” ujarnya.
Dengan pelibatan langsung para bidan, program edukasi seperti ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan kesehatan keluarga, terutama dalam pengambilan keputusan pengobatan mandiri yang bertanggung jawab.