Ahad 03 Aug 2025 05:16 WIB

Harta Karun Incaran Dunia Melimpah di RI, Segini Jumlahnya

Indonesia menyimpan harta karun mineral yang jadi incaran dunia, mulai dari nikel, emas, hingga logam tanah jarang. Cadangan dan sumber daya pada 2024 menunjukkan potensi besar untuk menjadi pemain utama di pasar global.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Foto udara kondisi pertambangan ore nikel di salah satu perusahaan tambang di Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Kamis (3/7/2025). Pemerintah Indonesia saat ini terus mendorong hilirisasi nikel sebagai strategi utama dalam memperkuat daya saing ekonomi nasional dan membangun ekosistem industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sebagai upaya untuk mendukung transisi menuju energi hijau dan menuju status sebagai negara industri maju.

Indonesia menyimpan harta karun mineral yang melimpah, mulai dari emas, nikel, hingga logam tanah jarang. Nikel merupakan mineral penting untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Sementara, logam tanah jarang tengah menjadi incaran banyak negara. Logam tanah jarang merupakan mineral penting untuk berbagai industri seperti otomotif hingga pertahanan.

Khusus nikel, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat cadangan nikel dalam bentuk bijih sebesar 5,9 miliar ton dan logam nikel sebesar 62,02 juta ton pada tahun 2024. Sementara jumlah produksi sepanjang 2024 mencapai 173,6 juta ton bijih nikel.

Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 228.K/MB.03/MEM.G/2025 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2025 yang ditetapkan pada 3 Juli 2025.

Dari total cadangan nikel tersebut, cadangan bijih nikel terkira sebesar 3,81 miliar ton dan cadangan bijih nikel terbukti 2,09 miliar ton. Sementara untuk logam nikel terkira sebesar 39,9 juta ton dan cadangan logam nikel terbukti 22,1 juta ton.

Sementara, total sumber daya bijih nikel pada 2024 mencapai 19,15 miliar ton dan logam nikel sebesar 193,5 juta ton. Angka ini terdiri dari sumber daya bijih nikel tereka mencapai 8,8 miliar ton, sumber daya biji nikel tertunjuk sebesar 6,3 miliar ton, dan sumber daya bijih nikel terukur 3,9 miliar ton.

Kemudian total sumber daya logam nikel tereka sebesar 95,9 juta ton, sumber daya logam nikel tertunjuk sebesar 58,7 juta ton, dan sumber daya logam nikel terukur sebesar 38,7 juta ton.

Logam tanah jarang

Indonesia menyimpan potensi logam tanah jarang dalam bentuk biji mencapai 136,2 juta ton pada 2024 dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 118.650 ton.

Dari total sumber daya logam tanah jarang tersebut, terdiri dari sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih tereka mencapai 128,8 juta ton, sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 114.236 ton.

Kemudian untuk sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih tertunjuk mencapai 5,4 juta ton dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 3.317 ton.

Lalu untuk sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih terukur mencapai 1,82 juta ton dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 1.097 ton. Data tersebut belum memuat data cadangan logam tanah jarang dalam bentuk bijih maupun logam.

Emas

Kementerian ESDM mencatat cadangan bijih emas primer pada 2024 tercatat 3,46 miliar ton dan total cadangan logam emas sebesar 3.444 ton.

Sementara untuk total sumber daya bijih emas primer sebesar 17,2 miliar ton dan sumber daya logam emas primer sebesar 12.364 ton. Kemudian jumlah produksi emas primer 1,4 juta ton konsentrat dan logam emas sebesar 17 ton.

Dalam Keputusan Menteri itu dijelaskan, Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2025 secara rinci dijabarkan dalam Buku Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Badan Geologi. Dalam buku itu disebutkan, lokasi sumber daya terverifikasi untuk emas primer sebanyak 143 lokasi (38,5%) dan data cadangan terverifikasi sebanyak 98 lokasi (25,9%) dari jumlah lokasi keseluruhan.

Nilai sumber daya dan cadangan bijih emas primer yang terverifikasi yakni sebesar 12,9 miliar ton (74,8%), dan cadangan sebesar 3,07 miliar ton (88,7%) dari total sumber daya dan cadangan bijih emas, yang terutama berasal dari data PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

Sementara, nilai cadangan logam emas primer yang terverifikasi sebesar 2.550 ton (74%) dari total cadangan emas primer.

Baca selengkapnya di:detiknews

Harta Karun Incaran Dunia Melimpah di RI, Segini Jumlahnya

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement