REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Pengembangan aplikasi alih bahasa memiliki masa depan cerah. Google misal, tengah mempersiapkan aplikasi penerjemahan suara khusus ponsel pintar berbasis Android. Aplikasi itu memungkinkan pengguna ponsel untuk menerjemahkan data ke dalam bahasa lain dengan bentuk suara.
Teknologi itu sudah dipertunjukan dalam ajang festival Eletronik IFA yang berlangsung di Berlin, September silam. Kabarnya, aplikasi tersebut siap digunakan 18 bulan ke depan pascapameran berlangsung,
CEO Google, Eric Schmidt, mengatakan teknologi menjadi seru ketika suara benar-benar tertampil sebagai kata. Untuk saat ini, menurut dia, Google tengah mengoptimalkan teknologi yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan orang terdekat dalam bahasa lain.
Cara pengoperasian cukup mudah. Dalam moda percakapan, kata dia, cukup tekan mikrofon untuk bahasa asal pengguna dan mulai berbicara. "Google Translate akan menerjemahkan suara tersebut. Demikian pula sebaliknya, lawan bicara juga merespon dalam bahasanya yang kemudian diterjemahkan kembali," paparnya seperti dikutip dari Telegraph, pekan lalu.
Untuk sementara layanan itu masih berbentuk beta. Artinya, masih dimungkinkan pengembangan hingga mencapai tahap sempurna. "Pada dasarnya, kita tahu faktor-faktor seperti aksen daerah, kebisingan latar belakang suara dapat mempersulit proses terjemahan," katanya.
Kenyal Trehella, Manajer Pengembangan Bisnis Google mengatakan layanan terjemahan suara masih membutuhkan penyempurnaan lebih lanjut. Menurut dia, peran pengguna sangat penting guna memberikan layanan yang menguntungkan.
Saat ini, kata Kenyal, layanan sudah mencakup 53 bahasa untuk input berbasis teks dan 15 bahasa untuk input suara, meski saat ini hanya Spanyol yang tersedia dalam modus Percakapan," kata dia. Tak lama lagi, Kenyal menambahkan, 15 bahasa lain nantinya sudah bisa digunakan.
Implikasi Ekonomi
Penyempurnaan layanan terjemahan bahasa yang disediakan Google memang krusial. Metode yang diusung Google tidak seperti pendekatan tradisional, di mana latar belakang dalam pencarian web, kerap kali pendekatan bahasa menjadi kendala dalam pencarian. Jadi dengan metode ini, di mana kata standar tersedia dalam sejumlah bahasa (Parlemen Eropa, misal) maka Google akan mampu mengindeks dan menambah kamus tradisional untuk membuat penerjemahan lebih akurat.
Akar metode ini berasal dari PBB yang mengawali proses penerjemah dalam enam bahasa. Google segera mengadaptasinya dalam satu set data besar yang dapat digunakan untuk perbandingan statistik. Harus diakui layanan penerjemahan dapat memberikan kesempatan penggunaan bahasa lain seperti Arab untuk mendapatkan akses.
Ada implikasi ekonomi untuk pengembangan ini. Siswa bahasa misalnya, di awal-awal ia bisamempertimbangkan diri untuk bekerja sebagai penerjemah. Tak lama, dia segera mempertimbangkan diri untuk bekerja sebagai pakar rekayasa perangkat lunak.
Penyempurnaan dari metode penerjemaah Google, diakui Kenyal, masih membutuhkan bantuan manusia. Apalagi perkembangan tata bahasa berjalan dinamis seiring waktu berjalan. "Saya belum siap menggunakan layanan terjemahan untuk percakapan bisnis," ujarnya.