REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alat pendeteksi gempa terus berkembang. Di Indonesia, kini memiliki ratusan alat deteksi gempa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Officer on duty Informasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Klimatologi dan Geofisika Iman Fatchurochman saat ditemui di pameran teknologi Jerman mengatakan ratusan sensor gempa ini terekam di satelit. Sensor ini bukan hanya ada di Indonesia. Indonesia juga bekerja sama dengan berbagai negara untuk memberikan informasi mengenai kejadian gempa.
Selanjutnya, data dari satelit dikirimkan ke kantor pusat BMKG dan BMKG regional. BMKG menggunakan software Seiscomp3 buatan Jerman untuk menganalisa data yang ada. Software ini, kata dia akan menganalisa parameter gempa beserta lokasinya, termasuk kedalaman sumber dan kejadian gempa. Jika Seiscomp3 mendeteksi gempa di atas 5 SR, maka BMKG akan mengirimkan informasi kepada BMKG setempat dan media. Jika gempa di atas 7 SR, segera dilakukan simulasi potensi tsunami.
Iman mengatakan untuk kasus gempa di atas 7 SR, informasi kepada masyarakat harus diberikan paling lambat 5 menit sejak kejadian. Semakin cepat informasi yang diberikan bisa menyelamatkan semakin banyak nyawa. Sebab, tsunami bergerak dengan kecepatan yang sangat cepat. Dia mengingat tsunami yang terjadi di Aceh juga berdampak hingga ke Afrika. "Sistem ini meman dibuat oleh Jerman. Data-datanya diambil di Indonesia. Tahun 2005 sudah mulai proses pembuatan, kita menjadi 'lab' nya. Kita mulai pakai tahun 2007 dan Jerman juga menjual software ini ke berbagai negara," ujar Iman.