REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perusahaan aplikasi berkendara yang berbasis di Singapura, Grab baru saja menggandeng Lippo Group Indonesia untuk menjalin kerja sama strategis. Kesepakatan keduanya diumumkan pada Senin (21/3) setelah Grab Taxi di Indonesia terbentur dengan masalah legalitas.
Dikutip dari techcrunch.com, Lippo Group dikenal sebagai salah satu perusahaan bonafit di Asia. Lippo juga menggenggam pasar real-estate dan bisnis teknologi. Tahun lalu, Lippo mengucurkan dana sebesar 500 juta dolar AS untuk membuat e-commerce MatahariMall.
Sejauh ini, situs tersebut merupakan investasi e-commerce terbesar di Indonesia. Kompetitor Tokopedia yang didukung oleh Sequoia ini menargetkan penjualan satu miliar dolar AS dalam 1-3 tahun pascapeluncurannya.
Peran Grab adalah menyediakan layanan logistik untuk MatahariMall. Sejak rebranded dari GrabTaxi pada Januari lalu, perusahaan ini ingin memperkenalkan layanan lain, termasuk jasa pengiriman.
Grab mengklaim bahwa salah satu cabang bisnisnya, GrabCar telah menguasai lebih dari 50 persen pasar mobil pribadi di Jakarta pada akhir tahun lalu. Lippo Group dan Grab bekerja sama karena mereka 'satu atap' dalam perusahaan Asia Tenggara.
"Teknologi bsa jadi kunci perkembangan ekonomi dan kami berdua berinvestasi pada pembukaan ekonomi digital bagi seluruh rakyat Indonesia," kata co-founder dan CEO Grab, Anthony Tan. Bagi Grab, katanya, kerjasama ini artinya menggunakan teknologi untuk membantu menghindari kemacetan lalu lintas dan memberi mata pencaharian berkelanjutan bagi pengemudi.
Grab yang didukung oleh investor seperti Didi Kuaidi (Aplikasi berkendara terbesar di Cina), GGV Capital, dan SoftBank, dilaporkan telah bernilai lebih dari satu miliar dolar saat ini. Para pesaingnya termasuk Uber dan Go-Jek juga menangani ruang pengiriman atau logistik.
Kompetisi ini membutuhkan banyak modal untuk semua startup. Namun salah satu keuntungan terbesar Grab adalah aliansinya dengan Lyft, Ola (di India), dan Didi Kuaidi yang juga merupakan investasi transportasi SoftBank.