Sabtu 09 Jul 2016 02:19 WIB

Konten Discover Mengancam Snapchat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Andi Nur Aminah
Aplikasi Snapchat
Foto: Theverge
Aplikasi Snapchat

REPUBLIKA.CO.ID, Dahulu, Snapchat adalah aplikasi sederhana. Anda mengambil foto, mengirimnya pada teman dan hilang tak lama kemudian. Kini, Snapchat masuk dalam hampir semua kategori, mulai dari aplikasi pesan, berbagi video hingga berita.

Bertukar wajah dan topeng anjing telah mengubah cara berkomunikasi. Hingga muncul sebuah kekhawatiran baru karena aplikasi ini mulai digunakan semua usia. Apakah Snapchat tidak berisiko pada anak?

Sebuah tuntutan perkara muncul ke publik pada Kamis (7/7) lalu. Tuntutan fokus pada fungsi Discover pada Snapchat yang membuat siapa pun bisa mengakses berita. Sejumlah konten dibuat eksklusif untuk Snapchat, seperti Daily Mail, Vice, Buzzfeed dan lainnya.

Pengguna Snapchat seringkali tertarik dengan konten-konten video di dalamnya. Berita-berita itu tidak difilter untuk anak. Seperti konten-konten di Cosmopolitan yang lebih berisi materi untuk orang dewasa.

Keluhan muncul karena Snapchat dinilai secara rutin mengedepankan konten seperti itu tanpa peringatan atau pertimbangan usia pengguna. "Jutaan orang tua di AS tidak sadar bahwa Snapchat mempublikasikan konten ofensif dan menyirat ke seksualitas pada anak mereka," kata John Doe, anak usia 14 tahun di Los Angeles yang mengajukan tuntutan.

Dalam hukum di AS, tuntutan perkara jenis class-action mengizinkan satu pihak, dalam kasus ini adalah John Doe, berisi sekelompok orang yang lebih banyak. Mereka berhak mendapat kompensasi jika Snapchat kalah dalam kasus ini.

Pada Kamis lalu, Snapchat merespons kasus ini langsung pada sasaran. "Kami memohon maaf jika orang-orang tersinggung," kata jubirnnya dalam surel. Menurutnya, rekan Discover Snapchat memiliki tim editorial tersendiri yang mereka dukung.

Secara sederhana, Snapchat membela diri dengan mengatakan konten rekan Discover adalah urusan mereka. Snapchat mengatakan Discover ini diluncurkan pada Januari 2015 lalu. "Ini adalah hasil kolaborasi dari pemimpin kelas dunia di media untuk membangun format bercerita dalam narasi," kata perusahaan tersebut.

Lawsuit ini menuntut 50 ribu dolar AS per pelanggaran. Namun ini untuk per orang yang merasa dirugikan. Lawsuit class-action memungkinkan siapa pun bisa mengaku dirugikan jika Snapchat kalah. Ini akan jadi kerugian besar bagi Snapchat tak hanya dari sisi keuangan tapi reputasi.

sumber : BBC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement