Jumat 18 Aug 2017 10:24 WIB

Facebook Lawan Teroris dengan Artificial Intelligence

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Facebook (ilustrasi)
Foto: AP
Facebook (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok yang dianggap bernapas teroris seperti ISIS memanfaatkan media sosial sebagai salah satu wadah perekrutan keanggotaan. Berdasarkan hal tersebut Facebook mengambil langkah dengan melakukan deteksi teroris di dalam platform dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Berdasarkan laporan USA Today, Facebook menggunakan 'Sophisticated Algorithms' atau algortima canggih dalam proses pendeteksian, termasuk konten video, unggahan, dan foto. Konten yang mengandung unsur propaganda juga termasuk dalam kategori teroris.

"Kami menggunakan teknologi ini untuk menghapus dan menghilangkan konten sebelum orang melihatnya," ujar Pemimpin Program Monika Bickert. Meski canggih, AI tidak bisa menopang beban tersebut sendirian. Itu sebabnya Faceboook mempekerjakan tim sebanyak 150 pekerja, termasuk para pelawan teroris yang ahli di bidangnya. Para pekerja sudah terbiasa menangani konten berbau teroris dan menghilangkannya. Selain itu, Facebook juga bekerja sama dengan para peneliti yang khusus menangani teroris pengguna media sosial.

Selama ini Facebook dan platform lain sudah mendapat banyak kritik dari para tokoh politik karena tidak melakukan perlawanan terhadap konten ekstrim. Perdana Menteri Inggris Theresa May bahkan mengatakan bahwa Facebook dan Google memberikan tempat dan kecepatan bagi para teroris untuk bergerak dan berkembang biak. Komentar tersebut lantas mendapat tanggapan dari Director of Policy Facebook Simon Miller.

"Kami tidak memberikan tempat bagi kelompok teroris, kami justru ingin menjadi lingkungan penuh musuh bagi mereka," jelas Miller. AI membantu Facebook menempatkan tren sebagai media sosial yang bermusuhan dengan teroris, bahkan sejak mereka mencoba membuat profil.

Pada Februari lalu, Mark Zuckerberg sebagai pendiri Facebook menulis manifesto. "AI akan menolong dan membantu kami untuk memberikan yang terbaik," ujarnya dalam tulisan tersebut.

Facebook sedang mencari sistem yang mampu melihat konten foto dan video untuk dilakukan peninjauan ulang. Saat ini memang masih dalam tahap pengembangan awal tetapi sistem sudah menunjukkan sebuah perkembangan yang baik. Sistem tersebut mampu menghubungkan antara satu hingga tiga laporan pada tim, dan selanjutnya akan ditinjau ualng untuk komunitas Facebook.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement