Rabu 18 Oct 2017 13:26 WIB

Waspada, Ini Bahaya Aplikasi Kencan Online!

Rep: NORA AZIZAH/ Red: Winda Destiana Putri
kencan online
kencan online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi kencan online atau online dating kian marak. Faktanya, aplikasi ini justru lebih dominan membuat penggunanya terjebak.

Hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan Kaspersky Lab terhadap layanan kencan online. Penelitian terbaru dari perusahaan perangkat lunak Kaspersky asal Rusia tersebut menunjukkan bahwa banyak pengguna aplikasi kencan online mencari pasangan jiwa namun justru mendapatkan rasa kecewa.

Dalam sebuah pernyataan yang diluncurkan Kaspersky Lab, para pengguna justru mendapatkan informasi dan foto palsu, akun penipu, tautan berbahaya, hingga pelaku yang berbohong dalam hubungan. Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan orang-orang pengguna aplikasi dating, seperti Tinder, Bumble, OK Cupid, Badoo, dan beberapa jenis lain. Dari hasil survey disebut, hanya 11 persen dari para pengguna aplikasi yang serius mencari pasangan untuk menikah.

Hal yang berbahaya, 48 persen pengguna justru menjadi member hanya untuk bersenang-senang, sementara 13 persen lainnya mencari kepuasan seksual. Kaspersky juga menjabarkan, dunia kencan online penuh dengan informasi palsu. Sebanyak 57 persen pengguna mengaku berbohong saat melakukan kencan online. Pengguna sengaja memalsukan informasi agar terlihat lebih baik dari kenyataan. Ada pula yang berbuat demikian hanya untuk menangkap basah pasangan yang terbukti selingkuh.

Ketika mengetahui hal tersebut, 19 persen berhenti menggunakan platform karena foto palsu, 12 persen akibat kebohongan dalam hubungan, sementara 11 persen ke luar karena menjalin hubungan yang tidak pasti. Selain merasa terganggu, pengguna platform kencan online berhenti menggunakan aplikasi karena merasa data pribadinya terancam. Pengguna merasa terancam menjadi korban penipuan, pemerasan, hingga terkena malware. Sebanyak 16 persen pengguna mengaku pernah terinfeksi sejenis malware atau spyware.

"Kencan online memang bagus untuk berkenalan dengan orang baru di seluruh dunia namun bulan jalan yang mulus saat mencari pasangan," ujar Head of Consumer Business Kaspersky Lab Andrei Mochola.

Kaspersky bukan bermaksud menasihati pengguna. Namun di tengah tren online, banyak pelaku kejahatan yang memanfaatkan aplikasi online dating sebagai lahan penipuan atau penyebaran virus. Pengguna internet diharap bisa lebih waspada dan mawas diri ketika melakukam aktivitas online. 

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement