REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (11/1), Intel Corporation meminta beberapa pelanggannya untuk menunda memasang pembaruan yang mengatasi kelemahan sistim keamanan yang baru.
Sebab, hal tersebut mempengaruhi hampir semua prosesor karena pembaruan yang memiliki bug (cacat desain) sendiri, sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Mengutip sebuah dokumen rahasia yang dibagikan perusahaan dengan beberapa pelanggan yang telah ditinjaunya, Intel telah mengidentifikasi tiga masalah dalam pembaruan yang dirilis selama seminggu terakhir untuk "microcode," atau firmware.
Pada pekan lalu, perusahaan pembuat chip terbesar di dunia tersebut sebelumnya telah mengonfirmasi adanya masalah. Dimana, masalah keamanan yang dilaporkan oleh para periset di mikroprosesor yang banyak digunakan perusahaan, dapat memungkinkan peretas mencuri informasi sensitif dari komputer, telepon dan perangkat elektronik lainnya.