REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dropbox , perusahaan penyimpanan berbasis cloud yang bermarkas di pusat Silicon Valley San Francisco, Amerika Serikat, mendaftarkan perusahaan di Nasdaq dalam dokumen S-1 yang diresmikan oleh Securities and Exchange Commission (SEC) pada hari Jumat (23/2). Dropbox saat ini memiliki nilai 10 miliar dolar dan terus meningkat sebanyak 500 juta dolar.
"Ekonomi modern kita saat ini berjalan berdasarkan pengetahuan, dan pengetahuan disimpan di cloud sebagai konten digital. Dropbox adalah platform kolaborasi global dimana konten nya semakin banyak dibuat, diakses, dan dibagikan dengan dunia. Kami melayani lebih dari 500 juta pengguna yang terdaftar di 180 negara," tulis dokumen S1 seperti dilansir dari laman Mashable.
Berdasarkan laporan Bloomberg, langkah Dropbox untuk go public tidak terlalu mengejutkan. Namun langkah ini penting bagi perusahaan dan industri teknologi untuk menjadi lebih besar. Dropbox mengajukan dokumen SEC secara rahasia pada bulan Januari dan berencana untuk mengumumkan pada paruh pertama tahun 2018. Di sisi lain langkah Dropbox terbilang mengesankan karena CEO Dropbox, Drew Houston pernah mengambil risiko dengan menolak tawaran dari Steve Jobs. Sekarang, Dropbox merupakan IPO teknologi besar pertama tahun ini.
Pengumuman tersebut muncul karena pasar teknologi baru telah mulai bermunculan di publik. Dimana para pesaing Blue Apron yang menjadi kekecewaan besar karena dominasi Amazon di industri pengiriman dan Snap, perusahaan induk Snapchat, menghadapi persaingan yang sedang berlangsung dari Facebook serta isu pengalaman dari penguna snapchat. Seperti pada awal pekan ini, selebriti Kylie Jenner, salah satu pengguna aplikasi yang paling populer, mengaku tidak lagi menggunakan Snapchat.
Tentu saja, bisnis Dropbox cukup berbeda. Perusahaan ini menawarkan penyimpanan cloud gratis dan berbayar kepada individu dan bisnis. Perusahaan itu memiliki 500 juta pengguna terdaftar, dimana 100 juta pengguna diantaranya mendaftar sejak awal 2017.Hingga sampai saat ini telah lebih dari 11 juta pengguna membayar layanan penyimpanan ini.
Keuntungan Dropbox mencapai 1,11 miliar dolar AS pada 2017, meningkat sebanyak 31 persen dari tahun sebelumnya. Namun perusahaan ini harus kehilangan 111,7 juta dolar AS pada 2017, dimana angka tersebut kurang 100 juta dolar AS kurang dari tahun 2016.
Pesaing Dropbox yang telah terdaftar di pasar publik pada tahun 2015, saat ini bernilai 3,17 miliar dolar AS.