Rabu 28 Mar 2018 02:17 WIB

Facebook Kenalkan Teknik Baru Hentikan Penipuan

Facebook telah mengumpulkan banyak contoh penipuan selama bulan terakhir.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Agus Yulianto
Facebook
Foto: EPA
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook memperkenalkan teknik baru penggunaan mesin pembelajaran atau machine learning untuk menghentikan penipuan. Melalui teknik ini, Facebook telah mendeteksi dan menangani lebih dari setengah juta terkait aktivitas penipuan. Apakah itu pemberitahuan sebagai pemenang hadiah undian maupun ajakan membantu orang yang membutuhkan.

Manajer Produk Facebook, Scott Dickens, menjelaskan, kebanyakan penipuan keuangan dilakukan oleh orang yang mengoperasikan akun palsu. Oleh karena itu, upaya Facebook untuk mendeteksi dan menghentikan pembuatan akun palsu merupakan hal yang sangat penting dilakukan. "Kami ingin mencegah tindakan berbahaya yang mungkin mereka lakukan di kemudian hari," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (27/3).

Meski telah memblokir jutaan akun palsu dalam proses registrasi tiap harinya, Facebook masih harus fokus pada mereka yang berhasil membuat akun dan memiliki niatan buruk untuk menipu. Model mesin pembelajaran baru ini dibuat untuk bisa belajar dari kasus penipuan yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga mampu mendeteksi kasus penipuan lainnya.

Dickens mencontohkan, Facebook bisa melihat saat di mana orang mencoba menjangkau orang lain yang berada jauh dari jangkauan koneksi mereka. Atau, menjangkau orang dalam jumlah sangat besar dengan pola tingkah laku berbeda. "Teknik pendeteksi otomatis ini merupakan satu-satunya caara kami mengatasi penipuan di Facebook," tuturnya.

Facebook juga memiliki tim peninjau, terlatih dan berdedikasi yang bertugas menghapus akun pelaku penipuan. Media sosial ini juga mengandalkan laporan dari komunitas Facebook yang diterima tiap hari. Dengan menggabungkan kedua hal tersebut, Facebook telah mengumpulkan banyak contoh penipuan selama bulan terakhir.

Saat sistem menemukan bahwa sebuah akun mungkin memiliki keterkaitan dengan aksi penipuan, pemilik akun harus melakukan beberapa hal guna memastikan mereka tidak mengoperasikan akun palsu. Selama proses ini, akun mereka tidak dapat digunakan untuk menjangkau orang lain.

Apabila pemilik akun gagal melakukan verifikasi atau jika tim Community Operations memutuskan bahwa telah terjadi pelanggaran kebijakan, akun tersebut akan dihapus. "Kami akan terus berinvestasi di berbagai hal termasuk teknologi dan sumber daya manusia untuk membuat penipu sulit beroperasi di Facebook," ujar Dickens.

Teknik baru mesin pembelajaran ini akan menjadi semakin baik setiap kali mereka menangkap sinyal dari kasus yang sudah terkonfirmasi. Orang yang telah kehilangan uang karena penipuan online harus menghubungi pihak berwajib. Apabila Anda melihat sebuah postingan atau pesan yang mencoba mengelabui Anda untuk membagikan informasi atau mengirimkan sejumlah uang, harap segera laporkan profil akun tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement