REPUBLIKA.CO.ID, JAkARTA -- Aplikasi jasa transportasi, Uber tengah mengembangkan teknologi yang dapat mengidentifikasi tingkat kemabukan calon penumpang. Menurut laporan CNN, dilansir The Next Web, Selasa (12/6), Uber Technology Inc. mengajukan paten untuk aplikasi pembelajaran mesin yang dapat secara akurat memprediksi status ketenangan pengguna dan memberi tahu pengemudi tentang informasi ini.
Aplikasi paten mendeskripsikan kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana pengguna biasanya menggunakan aplikasi Uber. Dengan begini, pengemudi pun dapat lebih baik melihat kronologi perilaku calon penumpang.
"Algoritmenya menimbang sejumlah faktor, termasuk kesalahan ketik, kecepatan berjalan, seberapa tepatnya Anda menekan tombol dalam aplikasi, dan jumlah waktu yang dibutuhkan, berdiri di pinggir jalan, untuk memesan tumpangan," tulis laporan tersebut.
Apabila seseorang menulis dengan kata-kata yang kurang dimengerti, berperilaku aneh di tepi jalan, misalnya, ada kemungkinan calon penumpang tersebut cukup mabuk.
Paten Uber juga memungkinkan pengemudi menolak pesanan pengguna berdasarkan keadaan mereka. Teknologi ini ditujukan demi keselamatan pengemudi maupun penumpang.
Teknologi ini dapat meningkatkan keamanan bagi pengendara dan pengemudi. Menurut laporan CNN baru-baru ini, setidaknya 103 pengemudi Uber telah dituduh melakukan penyerangan seksual atau menyalahgunakan penumpang hanya dalam empat tahun terakhir. Namun, sampai saat ini Uber belum memberikan tanggapan terkait berita tersebut.