REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter mengumumkan akan mulai membersihkan layanan mereka dari akun-akun yang mencoba menghindar dari pemblokiran. Dilansir dari laman Techcrunch Rabu (15/8), Twitter mengatakan bahwa akun yang dipermasalahkan adalah pengguna yang sebelumnya telah ditangguhkan akibat ucapan kasar atau berupaya lari dari pemblokiran sebelumnya.
Para pelaku atau pencipta akun palsu ini sepertinya telah mampu mengatasi upaya Twitter untuk menghapusnya dengan menyiapkan akun lain. Perusahaan mengatakan gelombang baru penangguhan akan mencapai pada pekan ini, dan akan berlanjut di pekan mendatang.
Twitter sebenarnya telah mengumumkan melalui pesan cuitan terkait upaya perang melawan akun palsu. Hanya saja tidak dijelaskan cara perusahaan
mengidentifikasi orang yang sama dan kemudian kembali membuat akun. Selain itu belum diketahui seberapa besar pengaruh larangan ini terhadap jumlah pengguna twitter yang kini terbilang stagnan.
Twitter baru-baru ini memfokuskan pada penangguhan akun secara agresif, sebagai bagian dari upaya untuk membendung arus disinformasi, bot, dan penyalahgunaan layanannya. The Washington Post, misalnya, Juli lalu menyebut Twitter telah menangguhkan sebanyak 70 juta akun antara Mei dan Juni, dan berlanjut pada Juli pada kecepatan yang sama.
Akibatnya pengguna Twitter terus menyusut. CFO Twitter Ned Segal pun segera menyanggah laporan tersebut. Ia mengatakan penghapusan akun-akun ini tidak memengaruhi metrik pengguna perusahaan
Meskipun mereka bukan faktor, basis pengguna Twitter menyusut. Perusahaan ini telah kehilangan satu juta pengguna aktif bulanan di kuartal kedua, dengan 335 juta pengguna secara keseluruhan dan 68 juta di AS.