REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dirilis pada April 2019, Ketix telah diunduh sebanyak 5.600 kali. Saat ini, pembaca aktif aplikasi menampung karya-karya dari para penulis yang kesulitan menerbitkan buku secara fisik itu terpantau sekitar 3.500 orang.
“Kami ingin mengumpulkan para penulis dan pembaca di Ketix karena pada dasarnya penulis itu memiliki beberapa alasan untuk menulis,” jelas co-founder Ketix, Dewa Eka Prayoga, saat peluncuran aplikasi Ketix di Jakarta Pusat, Selasa (9/7).
Dewa menjelaskan, penulis yang bergabung di Ketix juga bisa mendapatkan keuntungan materi dari kisah yang dibagikan lewat aplikasi tersebut. Mereka tidak perlu bersusah payah menemukan penerbit untuk mencetak dan memasarkan bukunya agar sampai ke tangan pembaca.
“Dengan adanya Ketix, sebenarnya nantinya penulis tidak perlu lagi ke penerbit besar. Kenapa? Karena dengan Ketix, mereka bisa mempublikasi buku digitalnya dan pembaca pun bisa membeli buku-buku yang mereka sukai,” jelas co-founder Ketix, Tendi Murti.
Ketix akan memastikan, penulis mendapatkan ruangnya. Lantas, Ketix yang didirikan oleh Dewa, Tendi, dan King Bagus memastikan ada pembaca yang membacanya.
"Jadi kami juga harus memastikan downloadnya juga banyak,” jelas dia.