REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada segudang permasalahan yang kerap ditemui perusahaan dalam mengurus permasalahan teknologi informasi di Indonesia seperti dana infrastruktur IT yang besar untuk membeli server hingga rumitnya aplikasi-aplikasi teknologi.
Ketua Asosiasi Peguruan Tinggi Informatika dan Komputer Prof. Richardus Eko Indrajit mengatakan ada lima permasalahan teknologi informasi yang dapat menghambat perkembangan bisnis perusahaan.
Permasalahan pertama, perusahaan harus cermat mengamati perkembangan data di Indonesia yang cukup besar, mengingat tingginya volume populasi di Indonesia dan banyak orang Indonesia yang memiliki perangkat gadget lebih dari satu.
Permasalahan kedua, perkembangan aplikasi-aplikasi perusahaan yang semakin beragam. Permasalahan ketiga, perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk membeli infrastruktur IT seperti server, perawatan dan mempekerjakan tenaga sumber daya manusia yang handal.
"Semakin maju suatu perusahaan maju, maka kebutuhan dana IT-nya akan semakin besar. Ini sebuah dilema, ngga pakai IT akan kalah bersaing tapi kalau pakai IT biayanya mahal," katanya dalam Fujitsu Technology Day 2013 pada Kamis (14/3).
Permasalahan ke empat, pekerja IT yang kerap berpindah-pindah tempat lantaran tenaganya sangat dibutuhkan banyak perusahaan.
Ia menggambarkan, seorang pengembang aplikasi dalam suatu perusahaan akan memutuskan pindah kerja, jika ada tawaran pekerjaan. "Perusahaan akan mengalami kerugian karena telah mengucurkan dana untuk membuat aplikasi dan orang yang ahli mengembangkannya pindah begitu saja," katanya.
Permasalahan terakhir, layanan IT harus berjalan selama 24 jam sehari, seperti proses pengawasan transportasi udara di bandara yang harus berkerja selama 24 jam. Hal itu membuat perusahaan mengeluarkan dana banyak untuk mempekerjakan orang selama 24 jam.
Untuk menyiasatinya, perusahaan bisa menggunakan jasa perusahaan ketiga yang terpercaya untuk menyediakan dan melayani infrastruktur IT.
Jadi perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana infrastruktur IT untuk membeli server, mempekerjakan tenaga IT, merawat infrastruktur dan mengoperasikannya selama 24 jam. "Perusahaan tinggal membayar seberapa besar penggunaan datanya, mirip bayar listrik, anda tidak perlu beli tiang listrik dan gardu hanya tinggal biaya pemakaiannya," katanya.
Kebijakan itu akan sangat menghemat uang perusahaan dan risiko yang diambil tidak terlalu besar.