REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membanjirnya produk smartphone (ponsel pintar) di tanah air tak pelak membuat pasar feature phone makin tergerus.
Pembina Yayasan Apkomindo, Rudi Rusdian menyampaikan secara pendapatan pasar feature phone saat ini turun sebanyak 51 persen. Dengan nilai Rp 1,3 miliar dolar Amerika Serikat.
"Secara kuantiti, feature phone turun sebanyak sembilan persen. Dengan total populasi sebanyak 38 juta unit," katanya. Hal ini terjadi lanjutnya karena adanya konvergensi teknologi dari feature phone ke ponsel pintar.
Konvergensi teknologi juga terjadi pada perangkat PC. Secara kuantiti kehadiran PC menurun. Tapi secara nilai menurut Rudi pasar PC masih terus bertumbuh secara positif.
"Saat ini PC sedang mencari bentuk. Potensinya masih besar meskipun pasarnya digrogotin smartphone dan tablet," ujarnya.
Saat ini jumlah populasi PC di Indonesia mencapai 25 juta unit. Dengan penetrasi komputer sebesar 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Perubahan ini lanjutnya terjadi karena masyarakat sudah semakin sadar dengan teknologi. "Dari internet generation ke digital society," katanya.
Untuk mengantisipasi perubahan ini, beberapa produsen PC dan laptop kemudian mengakalinya dengan membuat produk baru yang disebut convertible laptop, laptop yang berubah jadi tablet ketika layarnya dilepas dari keyboard. "Pencarian bentuk untuk pasar PC dan laptop ke arah back office dan laptop 2in1," katanya.