Kamis 05 Feb 2015 19:55 WIB

Alibaba Mulai Uji Pengiriman Paket dengan Drone

Rep: Lida Puspanigtyas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Alibaba telah memulai uji coba pengiriman barang dengan drone.
Foto: Alibaba
Alibaba telah memulai uji coba pengiriman barang dengan drone.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Retail internet terbesar Cina, Alibaba telah memulai uji coba pengiriman barang dengan drone ke ratusan pelanggan, Kamis (5/2). Mereka mengatakan percobaan akan berlangsung selama tiga hari di area terbatas sepanjang satu jam perjalanan dari pusat distributor di Beijing, Shanghai dan Guangzhou.

Blog perusahaan mengatakan bahwa mereka percaya bahwa teknologi ini akan meningkatkan kecepatan pengiriman. Amazon, Google dan layanan paket UPS adalah beberapa perusahaan yang melakukan uji coba pesawat tersebut.

Pendiri Alibaba, Jack Ma mengatakan tujuannya untuk memperluas operasi perusahaannya di seluruh dunia, demi mencapai target dua miliar pelanggan pada 2025. Pada tahun 2014, perusahaan menaikan rekor 25 milyar dolar AS-nya ketika mencatatkan saham di Bursa Efek New York.

Alibaba menggunakan drone ini untuk mengirimkan pesanan jenis khusus teh jahe dengan berat maksimum paket 340 gram. Paket ini akan terkunci di antara kaki drone.

Blog Tech Asia yang menerima laporan berkala perkembangannya mengabarkan bahwa ekperimen dilakukan oleh divisi Taobao Alibaba. Divisi ini merupakan pasar di eBay yang menghubungkan penjual pihak ketiga dan pembeli. Taobao akan melibatkan 450 pembeli.

''Meskipun skalanya sangat terbatas, Taobau mengirimkan barang nyata ke orang nyata, dan ini selangkah lebih maju daripada rival Barat, Amazon,'' kata Tech di Asia, Paul Bischoff pada BBC. Perusahaan akan menggunakan fungsi pengiriman berbasis drone secara penuh.

Pada 2013, perusahaan Cina lain yang belum sebesar Alibaba, telah memulai teknologi semacam ini. Perusahaan bakery, InCake mengirimkan kue kepada kostumer di Shanghai menggunakan drone ber-remote control. Namun karena tidak berlisensi, teknologi ini dihentikan.

Sementara, Alibaba tidak merinci tentang izin atau apapun untuk memastikan keamanan dari penggunaan drone. Percobaan drone oleh Google pun harus dilakukan di Australia karena ada pembatasan atau larangan di AS.

Beberapa orang masih skeptis ketika Amazon mengumumkan percobaan dronenya. Seorang pakar robot masih meragukan teknologi ini.

''Ini akan keren bahwa drone bisa diterbangkan di atas pohon-pohon, tapi jika di bawah itu, masih banyak masalah,'' kata Ravi Vaidyanathan, dosen robotika di Imperial College London. Menurutnya, banyak rintangan yang harus dilalui seperti anak-anak, hewan peliharaan dan lainnya.

''Saya tidak mengatakan ini tidak bisa diatasi, tapi mereka harus mempertimbangkan keselamatan, tentang take off dan zona landing yang bebas hambatan,'' kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement