REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tak hanya komputer yang dilengkapi dengan history penggunaan. Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) Mat Syai'in menciptakan meteran listrik menggunakan "simcard" atau kartu telepon seluler. Hal ini membuat pemiliknya dapat mengetahui histori pemakaian energi tersebut.
"Histori atau rekam jejak penggunaan listrik itu penting agar kita tidak bingung dengan tagihan dari PLN yang mungkin saja tiba-tiba membengkak degan jumlah di luar dugaan," katanya, Sabtu (7/3).
Mat Syai'in mampu membuktikan bahwa inovasi dari politeknik tidak kalah dengan kampus lain. Terbukti riset dan karya cipta dalam bentuk meteran listrik menggunakan simcard itu mampu mendapatkan dana hibah dari pemerintah. Dana hibah dari Kemendikristek itu mencapai Rp150 juta. Awalnya, pada 2013, dia membuat proposal dan tahun 2014, timnya mengajukan pada program INSENTIF RISET SINAS 2014.
INSENTIF RISET SINAS adalah program tahunan yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi yang sekarang berubah menjadi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. "Cara kerja meteran listrik dan keunggulan produk itu terletak pada tambahan simcard. Simcard di sini berfungsi sebagai penyimpan histori atau rekam jejak dari pemakaian listrik," katanya.
Dengan histori itu, maka pemilik dapat melihat langsung data pemakaian listrik disertai tanggal dan jam-nya. Semua instalasi listrik yang teraliri energi itu, sampai volume pemakaiannya.
"Semua histori itu dapat dibaca melalui simcard yang dimasukkan ke dalam notebook atau perangkat sejenis, sehingga akan diketahui perabot atau instalasi mana yang menggunakan listrik terbanyak," katanya.
Selain itu, informasi tentang pemakaian listrik itu akan membuat pemilik bisa melakukan pengelolaan sendiri agar beban energi di rumahnya menjadi terkontrol. Ide ini ia harapkan sudah mampu diaplikasikan di lingkungan rumah tangga, perhotelan sampai industri.