Jumat 13 Mar 2015 15:18 WIB

Bosscha Gunakan Teknologi Era 1920-an

Rep: c12/ Red: Dwi Murdaningsih
Observatorium Bosscha Bandung, Jabar
Foto: Antara
Observatorium Bosscha Bandung, Jabar

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Sudah 91 tahun Observatorium Bosscha berdiri di tanah Lembang. Dalam kurun waktu itulah, beragam perangkat yang dibutuhkan para astronom, sudah ketinggalan zaman. Karena itulah, pembangunan observatorium di daerah lain, selain Lembang, perlu dilakukan demi menunjang keilmuan astronomi di Indonesia.

Kepala Observatorium Bosscha, Mahasena Putra menjelaskan, teknologi yang ada di Bosscha, Lembang, saat ini adalah teknologi yang lahir pada 1920-an. "Teleskopnya juga kecil-kecil, sementara teleskop di dunia sudah jauh berkembang dari yang ada di sini," ujar Seno, sapaan akrabnya, saat ditemui di Bosscha, Lembang, Jumat (13/3).

Karena kondisi itulah, Seno berkeinginan untuk mengejar ketertinggalan teknologi yang ada di Bosscha. Tapi ia juga mengakui, Indonesia memang cukup sulit untuk melewati teknologi-teknologi astronomi yang digunakan di negara lain. "Setidaknya kita bisa maju, kita enggak diam sampai di sini (Bosscha)," tambah dia.

Ia ingin Indonesia memperbarui diri agar tidak ketinggalan dengan negara-negara lain. Salah satunya, dengan mendatangkan teleskop-teleskop yang berdiameter besar, yakni 30 meter. "Salah satu tujuan utamanya ya itu," ujar dia.