Selasa 06 Oct 2015 16:11 WIB

Korea-Indoensia Sepakat Buat Pesawat Tempur Canggih

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih
Dua pesawat tempur Sukhoi TNI AU.
Foto: Antara
Dua pesawat tempur Sukhoi TNI AU.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Pemerintah Korea Selatan akhirnya menandatangani kesepakatan pembuatan pesawat tempur canggih KF-X dengan Indonesia pada Oktober ini. Proyek pembuatan pesawat tempur canggih KF-X ini menjadikan Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara yang akan tergabung dalam proyek bersama pembuatan KF-X pada 2015.

Informasi ini dipastikan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dalam negosiasi dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan pertahanan Indonesia. Dilansir dari Korea Times, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) menjelaskan hal itu dalam siaran persnya pada Selasa (6/10).

Perjalanan kerjasama pebuatan pesawat tempur canggih KF-X ini sempat tertunda sejak pemerintah Indonesia dan Korea menyepakati kerjasama ini Oktober 2014 lalu. Seoul bersedia bila pemerintah Indonesia berpartisipasi dalam proyek pengerjaan pesawat tempur canggih KF-X dengan mengeluarkan 20 persen biaya pengerjaan, dan kemudian membeli 50 produk pesawat tersebut.

Namun dalam perjalanannya Indonesia mempertimbangkan kesepakatan lain, menyusul laporan bahwa Korea gagal mendapatkan empat bagian penting teknologi pesawat canggih ini dengan munculnya F-35 AS Lockheed Martin dari Amerika Serikat.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di awal September lalu juga memutuskan menunda keikutsertaan Indonesia dalam proyek pembuatan pesawat tempur ini. Namun DAPA melalui Kedutaan Besar di Indonesia sedang memastikan kepastian penundaan itu. Pejabat DAPA mengkonfirmasi, setelah kesepakatan ini ditandatangani pihak Korea, kotrak resmi akan disepakati setelah persetejuan dari pemerintah Indonesia.

Proyek pengerjaan pesawat tempur KF-X menelan biaya 7,2 miliar dolar AS, pengembangan pesawat ini hingga 2025 dan akan menggantikan model F-4s dan F-5s. Program pembuatan pesawat tempur KF-X diprakarsai oleh mendiang mantan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung pada Maret 2001.

Proyek ini telah lama tertunda karena keterbatasan anggaran dan laporan atas kelayakannya pengeran proyek. Namun Juru bicara kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-seok telah memastikan pihaknya akan menyelesaikan beberapa permasalahan dari proyek ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement