REPUBLIKA.CO.ID, Angkatan Udara AS sedang mengembangkan teknologi baru yang menyerupai pedang Jedi yang dimiliki oleh Luke Skywalker dalam film Star Wars. Angkatan Udara AS bekerja sama dengan Energitic Material and Product (EMPI) sebuah perusahaan yang biasa mengembangkan aplikasi, produk bahan peledak dan balistik untuk mengembangkan lightsaber yang disebut Tec Torch.
Tech Torch, perangkat ini adalah alat ringan yang menghasilkan pisau berbentuk nyala api dan bisa merobek batangan baca setebal setengah inci dalam hitungan detik. 'Senjata' ala Star Wars ini bekerja melalui kombinasi ilmu fisika dan kimia.
Perangkat ini memiliki panjang 13 inci dan lebar 1,5 inci. Beratnya sekitar 0,5 kg dan dapat dengan mudah mematahkan kunci atau hambatan lainnya. Lightsaber ini tidak akan digunakan di dalam perang, namun akan digunakan untuk membantu mengiris baja di dalam zona perang. Misalnya, untuk membuka kunci atau gembok.
"Perangkat ini bekerja dengan kombinasi ilmu fisika dan kimia," ujar Stephanie Johnson, peneliti kimia di laboratorium tersebut, dilansir dari Daily Mail.
Tec Torch, alat ringan ini menghasilkan pisau yang berbentuk seperti nayala api. Pisau ini bisa menciptakan uap logam dalam waktu yang sangat singkat sebab suhunya mencapai lebih dari 4.000 derajat Fahrenheit. Panas yang sangat tinggi membuat baja dalam keadaan cair. Sementara, gerakan kinetika fisik dari orang yang menggerakkan bisa mengikis 'target sasaran' dengan sangat cepat.
Meskipun awalnya lightsaber ini dikembangkan untuk pasukan khusus, perangkat ini nantinya akan diproduksi dalam jumlah banyak untuk penggunaan profesional. Alat ini juga bisa digunakan di bawah air yang memungkinkan penyelam untuk memanfaatkan kekuatannya. Hingga saat ini, produksi Tec Torch baru mencapai 20 unit per hari. Dengan adanya bantuan investasi yang diberikan oleh pemerintah EMPI berencana memproduksi Tec Torch hingga seribu unit per hari.
"Apa yang hebat dari program ini adalah memungkinkan kita untuk memasuki inovasi dan kreativitas," ujar Don Littrell, senior enginering di laboratorium angkatan udara AS.
Ikuti Whatsapp Channel Republika