REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 11 juta pekerjaan di Inggris terancam tergantikan oleh keberadaan robot pada sekitar 2036. Deloitte salah satu perusahaan akuntansi terbesar di Inggris mengatakan robot cerdas berpotensi menggantikan tenaga kerja di sektor ritel dan transportasi.
Sir Roger Carr, ketua BAE Systems memperingatkan manusia bisa menjadi 'sekadar penonton' untuk kehancuran mereka kecuali pemerintah berbuat lebih banyak untuk kebijakan pengembangan robot.
Dilansir dari laman Telegraph, para ahli memperingatkan bahwa kedepannya pekerja di toko bukan manusia tapi robot yang akan menjadi pemandangan umum di toko-toko Inggris. Para pekerja pabrik juga akan terancam menghadapi pergantian tenaga kerja besi secara massal. Sebanyak 1,5 juta pekerjaan di sektor transportasi atau 74 persen dari tenaga kerja saat ini berada pada risiko tinggi otomatisasi dalam 20 tahun ke depan.
Penelitian, yang dibangun di atas pekerjaan Deloitte dengan Oxford University pada tahun 2014, menunjukkan beberapa sektor akan melarikan diri dari munculnya robot. Saat ini pun sudah mulai sudah dirasakan di beberapa sektor.
Analisis Office for National Statistics (ONS) data menunjukkan hampir 750 ribu pekerjaan bersih telah hilang dalam manufaktur sejak pergantian milenium. Di bidang grosir dan eceran sektor melihat kehilangan pekerjaan bersih sebanyak 338 ribu.
David Sproul, kepala eksekutif Inggris Deloitte, mengatakan adopsi awal teknologi dan dukungan untuk pekerja yang terlantar adalah kunci untuk menghindari pengangguran massal.
"Dengan ini, kita bisa lebih yakin bahwa perubahan teknologi dapat bekerja untuk kita, bukan melawan kita, "katanya.