REPUBLIKA.CO.ID, -- Penelitian menemukan fakta jika magnesium dapat berperan sebagai sumber tenaga bagi perangkat elektronik. Uniknya lagi, baterai betbahan magnesium ini berisiko kecil untuk meledak.
Meski cederung lebih aman namun baterai magnesium hanya bisa menampung sedikit daya. Berbeda dengan kapasitas baterai lithium ion yang saat ini digunakan.
Kendati, desain baterai magnesium terus dikembangkan agar dapat menyimpan listrik sebanyak lithium ion. Salah satu caranya dengan mendesain katoda baterai untuk meningkatkan arus listrik.
"Kami mengkombinasikan nanostruktur katoda dan magnesium elektrolit, ini merupakan hal baru," kata Profesor Elektrikal dan Teknik Komputer dari Universitas Houston, Dr Yan Yao seperti dikutip Dailymail.
Desain baru ini memungkinkan baterai magnesium memiliki kapasitas penyimpanan hingga 400 mAH / g. Angka itu jauh meningkat dibanding desain sebelumnya yang hanya mampu menyimpan daya 100 mAh / g. "Sementara baterai lithium ion komersial memiliki kapasitas katoda sekitar 200 mA / g," katanya.
Dr Yan Yao merupakan ketua penelitian baterai berbahan dasar magnesium. Dia mengatakan, tantangannya saat ini adalah bagaimana menggabungkan magnesium dengan elektrolit klorida ke dalam baterai. Magnesium, dia mengatakan, sulit untuk dimasukan ke dalam inang. Ditambah sulit untuk memecahkan ikatan magnesium-klorida.
Dia mengungkapkan, ion magnesium yang dihasilkan dengan cara itu bergerak sangat lambat dalam inang. Hal itu berdampak pada penurunan efisiensi baterai. "Tapi penelitian ini pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan baterai dengan energi lebih tinggi dan harga lebih rendah, terutama untuk kendaraan listrik," katanya.