Rabu 05 Sep 2018 17:04 WIB

Cina dan AS Bersaing Kembangkan Komputer Kuantum

Komputer kuantum adalah teknologi masa depan.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Terowongan kuantum. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Terowongan kuantum. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara maju berlomba-lomba mengembangkan teknologi komputer kuantum, di antaranya adalah Cina dan Amerika Serikat. Kedua negara ini berkompetisi menguasai komputer kuantum karena menjadi kunci bagi lompatan teknologi di masa depan.

Peneliti Senior IBM Research yang berbasis di Tokyo, Jepang, Rudy Raymond mengungkapkan kelebihan teknologi komputer kuantum. Teknologi ini memungkinkan manusia melakukan pekerjaan dengan sangat cepat.

"Bahkan, pekerjaan yang bisa memakan waktu sampai 10 tahun atau 20 tahun menggunakan teknologi saat ini, dengan komputer kuantum dapat diselesaikan hanya dalam hitungan detik," ujar Rudy saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta Selatan, Rabu (5/9).

Kecepatan dalam menganalisis data inilah yang menjadikan komputer kuantum menjadi teknologi masa depan. Menurut Rudy, komputer kuantum bekerja tidak berdasarkan bilangan biner (nol atau satu), tetapi menganalisis data secara paralel dalam waktu bersamaan.