REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu indikator penentu kemajuan sebuah bangsa adalah kualitas sumber daya manusianya. Secara spesifik, unsur penting bagi dunia pendidikan adalah kemampuan guru saat proses transfer pengetahuan kepada siswa.
Motivator Suprarasional, Ridwan Hasan Saputra (RHS) menjadi narasumber dalam acara Festival Literasi Sekolah (FLS) 2019 di Hotel El Royale, Jakarta Utara, Sabtu (27/7). Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Hasan Saputra (RHS) berbagi kiat agar menjadi orang “besar” dengan cara mengoptimalkan tiga antena kehidupan, yakni akal, hati, dan fisik.
“Setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi orang besar, apapun profesinya, baik seorang guru, pengusaha, polisi, maupun TNI. Untuk menjadi orang 'besar', tentu tidak bisa didapatkan secara mudah dan memiliki syarat yang harus dipenuhi," ujar RHS seperti dalam siaran persnya.
Peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2013 ini menjelaskan bahwa syarat menjadi orang besar adalah orang yang memiliki “tabungan jiwa” yang besar. Ridwan pun kemudian memaparkan tiga hal penting agar tabungan jiwa guru besar.
“Pertama, dalam setiap aktivitas mengajar, niatkan senantiasa untuk mendapatkan Ridho Allah SWT. Kedua, meskipun sudah menjadi seorang guru, jangan pernah berpuas diri dan terus untuk meningkatkan kemampuannya. Ketiga, hal terpenting bagi seorang guru adalah dalam proses mengajar harus ada proses saling menasehati dan memotivasi kepada siswa,” terang RHS.
Jika ketiga syarat tersebut konsisten dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, menurut RHS, niscaya akan hadir keberkahan yang berdampak pada hasil proses belajar. "Yakni guru tersebut akan menjadi orang besar karena murid-muridnya pun InsyaAllah akan menjadi orang besar di masa yang akan datang,” katanya.
Sementara itu, usai menyimak paparan dari Ridwan Hasan Saputra, salah satu guru bernama Maela Sangaji asal SMPN 1 Kabupaten Sorong, Papua Barat, mengaku sangat terkesan dengan materi suprarasional. Sangaji pun termotivasi untuk menerapkan aktivitas suprarasional dalam kesehariannya sebagai seorang guru.
“Saya bersyukur sekali karena telah mendapatkan pelatihan dari Pak Ridwan. Sosok beliau yang telah malang-melintang di dunia pendidikan layak menjadi panutan. Hal tersebut juga yang menggugah saya untuk menerapkan aktivitas suprarasional di dunia pendidikan, yakni berbagi ilmu bahasa Inggris di rumah dengan biaya seikhlasnya,” tandas Maela Sangaji.