REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATS) menantang para vendor ponsel untuk menciptakan ponsel 3G dengan harga terjangkau.
''ATSI mengharapkan ada ponsel 3G dengan harga sekitar 60 dolar AS atau Rp 500-an ribu. Bisa enggak vendor membuat ponsel ini. Kalau bisa ATSI akan mendukung penuh,'' kata Ketua Umum ATSI, Sarwoto Atmosutarno di Jakarta, Jumat (12/1) ketika menyampaikan kinerja industri seluler 2011 dan prediksi 2012.
Menurut Sarwoto, ponsel 3G dengan harga terjangkau dibutuhkan untuk mendukung perluasan layanan data dan internet berbasis 3G di Indonesia. Layanan berbasis 3G menjadi pilihan saat ini karena dinilai efisien, hemat bandwith serta murah biaya operasinya.
Maraknya penggunaan data dan internet disebut Sarwoto menjadi beban kalangan operator. Pasalnya value per bit menjadi rendah, sementara biaya operasional per bit semakin mahal. '' Karena menggunakan jaringan 2G, seperti GPRS atau EDGE. Beban biaya operasi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya volume data yang digunakan menjadi tantangan operator saat ini,'' katanya.
Beban biaya operasi bisa ditekan apabila pelanggan mau menggunakan layanan 3G. Yang menjadi masalah kemudian adalah soal ketersediaan ponsel 3G dengan harga terjangkau. Memperhatikan ARPU pelanggan seluler yang berkisar Rp 20 ribu per bulan, ATSI berpendapat bahwa pelanggan seluler saat ini mayoritas adalah kelompok D,E dan F.
Mereka, disebut Sarwoto, telah memiliki ponsel dengan harga terjangkau atau antara Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. Hanya saja ponsel mereka belum mendukung layanan 3G. ''Sebagian besar ponsel GPRS atau Edge, bukan smartphone, blackberry atau blackberry like,'' ujarnya.
Harga ponsel 3G yang ada dipasaran saat ini, ujar Sarwoto masih tinggi. ''Umumnya diatas Rp 1 juta. Ini sulit dijangkau oleh kelompok D,E atau F. Bila ada ponsel 3G dengan harga terjangkau akan menjadi solusi. Operator mampu menekan biaya operasi, pelanggan bisa menikmati layanan lebih baik, penetrasi internet bisa ditingkatkan,'' ujarnya kemudian.