Kamis 11 Sep 2014 23:34 WIB

iPhone 6 Belum Tentu Masuk Cina

iPhone 5, iPhone 6, dan iPhone 6 Plus dijejerkan secara berurutan.
Foto: Mashable
iPhone 5, iPhone 6, dan iPhone 6 Plus dijejerkan secara berurutan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Konsumen Cina merupakan pilar penting bagi bisnis Apple Inc. Namun, mereka belum bisa membeli iPhone 6 dalam penjualan gelombang pertama di seluruh dunia pada bulan ini.

Meskipun dua model smartphone tersebut akan mulai dijual pada 19 September di Amerika Serikat dan pasar lainnya, Apple belum menetapkan tanggal rilis untuk Cina, pasar smartphone terbesar di dunia. Hal yang berbeda terjadi saat iPhone 5s dan 5c yang dirilis serentak di 11 negara termasuk AS, Cina, Hong Kong, Jepang dan Jerman.

Apple menolak berkomentar tentang rencana rilis terbarunya tersebut. "Cina adalah pasar yang penting bagi kami dan kami akan sampai di sana secepat mungkin," kata Apple.

Media Cina berspekulasi bahwa Apple belum menerima sertifikasi rutin dari Departemen Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), yang memeriksa smartphone baru sebelum diizinkan masuk negara itu. Di situs kementerian tersebut, yang memberitahu publik tentang model ponsel baru yang telah disetujui. Namun, iPhone 6 tidak tercantum.

Jika sertifikat MIIT menjadi satu-satunya rintangan, penjualan iPhone 6 secara teoritis bisa segera dilakukan setelah disetujui. Halaman web Apple mengatakan, konsumen di Australia, Cina, Hong Kong dan Singapura dapat membeli iPhone 6 pada 26 September sebagai bagian dari penjualan gelombang pertama di Asia.

Namun, tadi malam Apple menghapus referensi tersebut dan menghilangkan Cina dari daftar pasar Asia yang menerima pengiriman iPhone 6. Status Apple di Cina telah menjadi spekulasi setelah muncul laporan pada bulan lalu yang menyebutkan bahwa pemerintah telah melarang penggunaan resmi produk Apple.

"Namun, pemerintah Cina dan Apple telah membantah laporan tersebut," tulis Reuters.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement