REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sony tampak realistis menghadapi pasar ponsel pintar yang kian ketat dan kompetitif. Terlebih, secara bisnis sektor kamera dan konsol game lebih menjanjikan ketimbang produksi TV dan ponsel.
CEO Sony Kazuo Hirai mengatakan,perusahaan elektronik asal Jepang tersebut tidak lagi mengejar pertumbuhan penjualan di sejumlah bidang seperti smartphone yang tengah bersaing dengan saingan asal Asia yang lebih murah, serta pemimpin pasar seperti Apple dan Samsung.
Sony memilih fokus pada bisnis yang lebih menguntungkan seperti sensor kamera, video game dan hiburan untuk kembali tumbuh, setelah perusahaan tersebut diprediksi akan mengalami kerugian dalam enam hingga tujuh tahun mendatang. Apalagi Sony berencana untuk meningkatkan laba operasional 25 kali lipat dalam waktu tiga tahun.
"Strategi yang dimulai pada tahun bisnis berikutnya berkisar tentang menghasilkan keuntungan dan investasi untuk pertumbuhan," kata Hirai, seperti dilansir Reuters.
Hirai menambahkan bahwa unit Sony akan diberikan otonomi yang lebih besar untuk membuat keputusan bisnis mereka sendiri.
Saat ditanya tentang TV dan unit smartphone, Hirai mengatakan ia akan "tetap mempertimbangkan jalan keluar", pernyataan yang paling jelas dari Sony sampai saat ini tentang kemungkinan menjual atau mencari mitra untuk memperjuangkan unit tersebut.
Sony berada di tengah-tengah restrukturisasi yang sejauh ini telah membuatnya menjual divisi komputer pribadi dan spin off bisnis TV, yang menyebabkan Sony harus memberhentikan ribuan pekerjanya.
Saham Sony meningkat lebih dari 80 persen tahun lalu dikarenakan investor menyambut baik restrukturisasi tersebut, yang dipercepat sejak Hirai menunjuk Kenichiro Yoshida sebagai chief strategy officer pada akhir 2013.