REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom), terus mendukung perkembangan industri kreatif digital. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan kembali membuka pendaftaran Indigo Creative Nation. Program inkubasi start up bisnis tersebut sudah memasuki batch II tahun ketujuh, sejak pertama kali digelar pada 2009.
Menurut Direktur Innovation and Strategic Portfolio PT Telkom Indra Utoyo, hingga saat ini, sudah lebih dari 2.065 tim yang mengikuti program tersebut. Sebanyak 65 start up di antaranya masuk program inkubator dan memperoleh bantuan pendanaan dari Telkom.
“Kami bukan sekedar mencari ide rintisan usaha digital terbaik melalui program ini, tapi juga memberikan funding bagi produk dan bisnis inovatif digital sejak 2013,” ujar Indra, kemarin.
Indra mencontohkan, Jarvis Store (platform e-dagang) yang pertama dirilis pada Agustus 2013 memperoleh injeksi modal pertama dari Indigo Telkom pada bulan yang sama. Kemudian, ditambah Rp750 juta pada Januari 2015. Kini, pengguna aktif layanan mereka mencapai lebih dari 11.000 user.
Menurut Indra, start up lain yang terseleksi dan memperoleh modal Rp250 juta dari PT Telkom yakni Run System pada 2014. Kini, mereka sudah memiliki 11 klien enterprise dengan lebih dari 10.000 pengguna dan kontrak sales 500.000 dolar Amerika Serikat (AS).
Bahkan, kata Indra, beberapa startup peserta Indigo sudah masuk pasar secara komersil, baik melayani Telkom Group maupun konsumen masyarakat luas. Beberapa start up pun, telah masuk sebagai nominasi program lain, seperti Amtiss yang terpilih oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk maju dalam kompetisi startup di Istanbul tahun ini.
"Startup lain, Javis Store, digunakan oleh Divisi Business Service, X-igent panic button yang oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil digunakan di Bandung Command Center-nya," katanya.
Selain itu, kata dia, kakatu, peranti filtering konten, menjadi mitra PT Telkomsel. Telkom, bukan sekedar mengadakan seleksi dan inkubasi. Lebih dari itu, Telkom juga menghasirkan coworking space (terbagi atas kategori creative center dan creative camps) secara cuma-cuma bagi para startup di berbagai kota di Indonesia sebanyak 20 lokasi di 12 kota di Indonesia.
Contohnya, kata dia, Bandung Digital Valley sudah memiliki member komunitas sebanyak 3.421 orang. Sementara, Jogya Digital Valley memiliki 4.122 member dan Jakarta Digital Valley 1.179 member. Telkom juga, hadirkan Digital Lounge (Dilo) yang sudah memiliki lebih dari 10.447 member. "Jadi, kami mencari people dengan juga menghadirkan planet atau tempat kreatif serta participation atau menghadirkan juga mentor global," katanya.
Masa penerimaan proposal batch II dibuka sejak 8 Agustus dan akan berakhir pada 9 September. Proposal yang masuk akan melewati tahap seleksi awal pada tanggal 13-14 September dan diakhiri dengan final pitching pada 15-16 serta 19-27 September. Pada batch 2 tahun lalu, dari ratusan proposal masuk tersortir sembilan startup dengan tiga kategori. Pertama, customer validation stage yakni Bigalia, JKN Apps, dan Rumah Sinau (rumahsinau.org). Kemudian product validation stage yakni Kartoo (kartoo.co) dan Trax Center (trax.center). Dan terakhir kategori business model validation stage yakni Zelos (zelos.id). Terakhir, acceleration stage (scaling up) yakni Paket ID (paket.id) dan Sonar Platform (sonar.id).
Pada batch I/2016 startup yang masuk program inkubasi diantaranya adalah , Minutes (minutesapps.com/barber), Muter, Ripple, Zwaste, Ternaku, Eragano, Smash, Carijasa, Nodeflux, Atom, Kofera. “Siapa pun boleh memasukkan proposal batch 2 tahun ini selama tercakup dalam enam kategori yang disediakan, yakni personal app, home solution, socmed community, gov solution, business solution, dan commerce,” kata Indra