REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski telah diganti secara masal, penggantian unit baru Samsung Galaxy Note 7 tidak menjamin keamanan bagi si pengguna. Terbukti, seorang pengguna Galaxy Note 7 di Nicholasville, Kentucky mendapati ponsel Galaxy Note 7 miliknya terbakar.
Pada Selasa pekan lalu, Michael Klering mendengar bunyi berdesis dari kamar tidurnya. Ia menyadari bunyi berasal dari pengganti Galaxy Note 7. Baru seminggu dimilikinya, Kering mendapati ponsel pintarnya tersebut terbakar dan mengeluarkan asap.
Sesaat setelah itu, Klering mulai merasakan mual dan mengeluarkan muntah berwarna hitam. Seketika itu juga Klering dilarikan ke UGD. Menurut dokter, Klering didiagnosa terkena bronkitis akut yang disebabkan menghirup asap Galaxy Note 7.
Kemarahan Klering memuncak ketika sebuah pesan singkat yang diduga dari perwakilan Samsung menyasar padanya. “Saya akan mencoba menenangkannya atau kita lihat saja apakah alat ini masih membahayakan atau tidak,” tulis pesan siangkat tersebut.
Menurut Klering, Samsung tidak serius menangani ancaman produknya yang berbahaya. “Benda ini ada dimana-mana, di saku anak-anak, di dalam mobil dan bisa dimana saja,” kata Klering dikutip PhoneArena Senin (10/10). Klering pun kini tengah mencari pengacara untuk mengkasuskan ini.
Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi dalam penerbangan Southwest Airlines di Amerika Serikat. Pengguna Galaxy Note 7 asal Taiwan bernama Lai juga mengalami hal yang sama dengan Klering. Ketika sedang berjalan-jalan di taman bersama anjing peliharaannya, Galaxy Note 7 milik Lai yang ia letakkan disaku belakang celananya tiba-tiba terbakar.