Kamis 20 Oct 2016 20:30 WIB

Ponsel 4G Diharap Jadi Perangkat 'Sejuta Umat'

Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja memasang perangkat untuk mendukung teknologi jaringan seluler Fourth Generation Technology (4G) di salah satu Based Tranceiver Group (BTG) di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (17/5).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Pekerja memasang perangkat untuk mendukung teknologi jaringan seluler Fourth Generation Technology (4G) di salah satu Based Tranceiver Group (BTG) di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menginginkan ponsel 4G dapat menjadi perangkat yang dapat dimiliki oleh banyak orang di berbagai pelosok atau seringkali dianalogikan 'sejuta umat'. "Kita ingin, seperti Nokia dulu, 4G sejuta umat," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/10).

Dengan perangkat 4G yang dimiliki, maka masyarakat akan dapat lebih banyak menerima manfaat dari teknologi internet. Untuk itu, ia menginginkan agar harga perangkat juga dapat semakin murah, sehingga masyarakat banyak dapat memiliki.

Menteri mengatakan, bila saat ini harga perangkat 4G sudah ada yang di bawah Rp 1 juta, maka pada 2019 ia menyakini harganya dapat mencapai Rp 400 ribu-Rp 500 ribu. "Bayangkan pada saat itu daya beli masyarakat sudah lebih besar, sehingga ekosistem dari broadband lebih tumbuh," katanya.

Seiring dengan semakin murahnya harga perangkat, Pemerintah sendiri, menurut dia, juga membangun infrastruktur broadband, sehingga teknologi 4G tersebut dapat dimanfaatkan di seluruh daerah Indonesia.

Program Palapa Ring yang kini telah memasuki tahap pembangunan, merupakan salah satu upaya untuk menyediakan fasilitas broadband di seluruh daerah. Palapa Ring merupakan program pembangunan serat optik di wilayah-wilayah yang dinilai tidak ekonomis oleh para operator. Melalui program tersebut, maka diharapkan seluruh kota di Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia sudah dapat memanfaatkan layanan internet yang cepat pada 2019 awal.

Saat ini, baru sekitar 400 kabupaten/kota yang terhubung dengan internet berkecepatan tinggi (broadband). Sementara seratus lebih kabupaten belum mendapatkan layanan internet yang cepat bahkan ada daerah yang belum terjangkau.

Dengan demikian, diharapkan pada 2019 nanti, seiring dengan harga perangkat yang murah, infrastruktur broadband juga tersedia di seluruh kabupaten/kota, sehingga manfaat teknologi akan dirasakan oleh masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement