REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Marketing Officer Vivo Mobile Indonesia, Keny Chandra, mengungkapkan bahwa seri X smartphone Vivo belum masuk ke Indonesia karena harganya yang cukup tinggi. Perangkat tersebut dibandrol dengan harga 438 dolar AS atau sekitar Rp 5.694.000.
"Seri X untuk sementara ini mungkin masih belum. Ada rencana (membawa seri X), tapi kalaupun masuk itu saat dimana brand kami sudah siap benar, soalnya seri X sendiri harganya 5 juta ke atas, jadi memang kami planing dulu, branding dulu," kata Keny dikutip laman Antaranews Selasa (15/11).
Saat ditanya kemungkinan untuk membawa seri X pada tahun depan, Keny menjawab "Kita lihat dulu saja saat itu di Cina lagi ada seri X apa, kalau mau masuk mungkin paling cepat tahun depan, paling lama tunggu kabar selanjutnya." Lebih lanjut, Keny mengatakan bahwa Vivo tengah mengamati pasar untuk melihat kisaran harga yang dapat diterima pasar Indonesia.
Untuk saat ini, Vivo fokus menghadirkan perangkat mid range pasalnya, menurut Keny, pasar yang sedang tumbuh adalah pasar menengah. Mensasar pasar menengah, Vivo baru saja meluncurkan Y55 di pasar Indonesia yang ditawarkan dengan harga Rp 2.499.000. Selain Y55, Vivo telah menghadirkan Y51 dan V3 di pasar Indonesia.
Terkait program pemerintah yang mendorong vendor untuk menghadirkan smartphone 4G murah di bawah Rp 1 juta, Keny mengatakan bahwa Vivo belum memliki rencana untuk mengikuti program pemerintah tersebut. "Saat ini kami masih jajali harga di atas 1 juta. Kami terendah di Rp 1.499.000," ujar Keny.