REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iris scanner atau pemindai retina mata pertama kali muncul ketika ilmuwan Amerika Serikat (AS) John Daugman memperkenalkannya di era 50-an. Profesor dari Harvard University tersebut menggunakan identifikasi biometrik serta algoritma khusus.
Iris scanner dianggap sebagai salah satu sistem keamanan tingkat tinggi. Banyak negara di dunia mengadopsi sistem keamanan tersebut dalam bidang pemerintahan. Pemindai retina mata kian populer seiring berkembangnya industri teknologi. Iris scanner kian humanis setelah ditanam pada beberapa perangkat berkoneksi internet, seperti notebook dan ponsel.
Belum banyak ponsel pintar yang menaruh pemindai retina sebagai sistem keamanan. Iris scanner pada ponsel menjadi lapisan paling tinggi setelah fingerprint sehingga terkadang berkesan tidak diperlukan. Namun tahun depan akan banyak ponsel yang menambahkan fitur tersebut. "Ketepatannya mencapai 10 kali lipat dari fingerprint," kata Founder Komunitas Gadget Indonesia Gadtorade Lucky Sebastian. Identifikasi pemindai retina tergolong cukup unik. Hal tersebut menjadi nilai tambah terbesar bagi ponsel pintar perihal keamanan.
Lucky menjelaskan, fingerprint memang sudah cukup sebagai sistem keamanan sebuah ponsel. Saat ini ponsel berteknologi demikian juga sudah banyak ditemukan. Namun iris scanner akan membuat pengguna lebih aman dan mudah. Misalnya, saat jari tangan basah atau berminyak setelah masak tentu tidak bisa digunakan untuk fingerprint. Iris scanner bisa menjadi penggantinya. Pengguna cukup mendekatkan mata ke bagian kamera. Hanya dalam waktu kurang dari tiga detik ponsel akan terbuka dari security system dan bisa dioperasikan.
Ponsel berkamera canggih tetap akan memiliki peminat paling tinggi. Ke depannya, jenis-jenis trik kamers juga semakin beragam. Ponsel pintar di masa depan juga akan mendukung perkembangan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Sebab, diprediksi aplikasi pendukung teknologi tersebut akan semakin banyak dan berkembang. Bahkan pengguna ponsel pintar tidak perlu lagi memakai alat bantu semacam kaca mata atau sejenisnya dalam melihat konten tersebut. Ponsel pintar akan menjadi benda teramat penting, mengalahkan dompet dan gadget lain.