Kamis 23 Mar 2017 07:13 WIB

Jutaan Ponsel Rentan Diretas Lewat Gelombang Suara

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Ponsel
Foto: VOA
Ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, Para ilmuwan telah menemukan kerentanan baru dalam teknologi, yakni peretasan lewat gelombang suara. Temuan yang terungkap lewat studi itu menunjukkan bahaya baru pengguna teknologi, terutama bagi para pemakai ponsel pintar.

Dengan menggunakan gelombang suara, para peneliti telah menemukan cara untuk mengelabui bagian yang disebut accelerometer. Sensor kecil pada gawai yang mendeteksi gerakan itu rupanya bisa dieksploitasi para peretas untuk mengendalikan perangkat.

"Bisa dibilang ini adalah virus musikal. Serupa dengan penyanyi opera yang menyanyikan nada tinggi sampai memecahkan gelas anggur, hanya saja berupa kata-kata," ungkap pakar komputer Kevin Fu dari University of Michigan yang meneliti hal tersebut.

Fu mengatakan, mayoritas perangkat canggih mengandalkan accelerometer untuk membuat keputusan otomatis dengan konsekuensi kinetik. Tak hanya di ponsel pintar, sensor itu juga terdapat pada perangkat medis, kendaraan, bahkan satelit.

Menurut Fu, prinsip dasar sederhana yang diterapkan pada accelerometer merupakan kelemahan karena menjadi celah peretasan lewat suara. Begitu peretas tahu frekuensi sonik yang tepat, mereka dapat menanamkan realitas palsu dalam mikroprosesor.

Buktinya, percobaan yang dilakukan Fu bersama tim mampu mengelabui 15 dari 20 accelerometer keluaran lima produsen berbeda. Dengan gelombang suara, para peneliti dengan mudah memanipulasi sensor lantas mengendalikan output sebanyak 65 persen dari keseluruhan ekaperimen.

Hasil penelitian tersebut akan dipresentasikan pada Simposium Keamanan dan Privasi Eropa IEEE di Paris, Prancis, April mendatang. Fu dan tim berharap, para pakar dan perusahaan teknologi dunia dapat bekerja sama menemukan cara mengatasi celah keamanan itu, dilansir dari laman Science Alert.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement