REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat tipe telepon pintar Nokia bersistem operasi Android yang dijadwalkan diluncurkan di Jakarta pada 14 September 2017 dibuat PT Sat Nusapersada Tbk di Kota Batam, Kepulauan Riau, melalui kemitraan dengan HMD Global.
"Nokia 3, Nokia 5, Nokia 6, dan Nokia 8 akan kami produksi di sini," kata CEO HMD Global Florian Seiche ketika bersama Dirjen Industri Metal, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan dan Gubernur Kepri Nurdin Basirun meninjau produksi perdana "'smartphone" Nokia di Batam, Senin (5/9).
Di Indonesia, untuk memproduksi telepon tersebut, HMD Global yang berpusat di Finlandia menggandeng tiga mitra lokal, yaitu Sat Nusapersada, PT Erajaya Swasembada Tbk (distributor), dan PT Tata Sarana Mandiri (desain) sehingga memenuhi persyaratan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 30 persen.
"Kami benar-benar mengenali Indonesia sebagai kunci, dan pasar yang sangat penting di Asia," kata Seiche.
Pada era "smartphone" saat ini, katanya, HMD menggabungkan merek Nokia yang ikonik dengan sistem operasi Android terbaru.
Ia meyakini produknya yang dibuat di Batam akan kembali mendapatkan tempat di hati konsumen di Indonesia, sama seperti pada produk terdahulu.
Dirut Sat Nusapersada Abidin Hasibuan mengatakan bahwa perusahaannya kini memproduksi telepon pintar Nokia berkat rekomendasi yang kuat dari PT Erajaya Swasembada kepada HMD Global.
"Ini adalah capaian penting bagi perusahaan dan impian saya. Terima kasih atas kehormatan ini," kata Abidin.
Sementara itu, Dirjen Industri Metal, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Putu Suryawirawan mengharapkan HMD Global yang kini menjadikan Batam sebagai tempat perakitan telepon pintar Nokia juga membawa industri-industri komponennya ke Indonesia.
Selain mengucapkan selamat, Dirjen juga mengharapkan Sat Nusapersada kelak memproduksi baterai yang selain untuk mendukung industri otomotif juga untuk listrik tenaga surya.
CEO PT Erajaya Swasembada Tbk Hasan Aula mengatakan pembuatan telepon pintar melalui kemitraan dengan HMD akan berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, alih teknologi, dan pertambahan industri komponen di dalam negeri.
Gubernur Kepri Nurdin Basirun mengharapkan setelah HMD yang bermitra dengan Sat Nusapersada akan banyak industri yang memprioritraskan TKDN, alih teknologi, dan tenaga kerja lokal di Batam