REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Samsung menerapkan teknologi pembacaan garis tangan. Pembacaan ini bukan untuk meramalkan masa depan berdasarkan ilmu klenik tapi bentuk keamanan baru yang diperkenalkan Samsung.
Perusahaan ini baru saja mematenkan teknologi keamanan berbasis pemindai telapak tangan. Sistem ini bekerja dengan mengidentifikasi garis-garis tangan sebagai password untuk membuka kunci gawai.
Dikutip dari Futurism, raksasa teknologi asal Korea Selatan ini menambah panjang daftar sistem keamanan biometrik. Setelah pemindai wajah dan sidik jari, pemindai garis tangan memberikan model keamanan baru pada gawai pengguna.
Cara kerja pemindai ini adalah dengan menangkap foto garis tangan pengguna. Setelah itu sistem akan membentuk beberapa huruf berdasarkan jalur garis tangan. Huruf inilah yang merupakan password tersembunyi yang hanya diketahui oleh pemilik gawai.
Namun di sisi lain penerapan keamanan biometrik ini menyisakan kontroversi. Sebagian kalangan menilai pembacaan garis tangan sebagai password lebih aman daripada password pin konvensional. Namun sistem ini juga punya kelemahan. Foto pola sidik jari ataupun garis tangan dapat direplikasi sehingga bisa digunakan oleh oknum jahat.
Selain itu, apabila pengguna sedang tidur atau tak sadarkan diri, orang dengan mudah bisa membuka gawainya hanya dengan menempelkan pada jari atau tangan si pemilik. Hingga saat ini setelah mengantongi hak paten, masih belum diketahui kapan Samsung mulai menerapkan teknologi ini di produk terbarunya.