Sabtu 11 Aug 2018 01:35 WIB

Perketat Keamanan, Olimpiade Tokyo Pakai Pemindai Wajah

Olimpiade pertama yang menggunakan sistem keamanan pemindai wajah

Rep: Christiyaningsih/ Red: Esthi Maharani
Maskot Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 diperlihatkan ke publik, Ahad (22/7), di Tokyo, Jepang.
Foto: AP
Maskot Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 diperlihatkan ke publik, Ahad (22/7), di Tokyo, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung pada tahun 2020 akan mencatatkan terobosan teknologi. Perhelatan olahraga akbar itu akan menjadi Olimpiade pertama yang menggunakan sistem keamanan pemindai wajah atau dikenal dengan face recognition.

Teknologi tersebut akan diterapkan untuk mengidentifikasi atlet, ofisial, staf, dan media selama gelaran Olimpiade dan Paralimpik di Tokyo. Kabar itu dikonfirmasi oleh organizing committee dalam postingan blog resmi yang dikutip C Net.

Diterapkannya pemindai wajah bertujuan meningkatkan sistem keamanan dan memangkas antrean masuk ke venue. Teknologi face recognition dalam Olimpiade Tokyo ini dikembangkan oleh NEC Corp., raksasa teknologi asal Negeri Sakura. Guna mewujudkannya, sebelum tanggal pelaksanaan perusahaan akan mengumpulkan foto-foto dari mereka yang akan datang ke Olimpiade. Foto-foto tersebut disimpan dalam database untuk nanti dicocokkan ketika mereka datang.

"Teknologi mutakhir ini memungkinkan identifikasi yang lebih ketat sehingga kita tidak hanya mengandalkan pengamatan mata para petugas keamanan. Sistem ini juga mempercepat antrean masuk ke venue sehingga atlet dan tamu lainnya tidak kepanasan," terang Direktur Eksekutif Keamanan Olimpiade Tokyo 2020, Tsuyoshi Iwashita.

Ia berharap aplikasi face recognition dapat menjamin keamanan dan kenyamana selama perhelatan Olimpiade dan Paralimpik. Dengan demikian seluruh atlet bisa menunjukkan performa terbaiknya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement