REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gawai menjadi salah satu alat komunikasi penting saat ini. Berbagai macam jenama dan teknologi ditawarkan di pasaran Indonesia.
Terkadang dalam selang sebentar, sudah rilis seri terbaru dari suatu jenama. Orang pun semakin bingung untuk membeli atau mengganti gawainya. Sebenarnya apa yang pembeli Indonesia cari sebelum memutuskan untuk berbelanja ponsel?
Google Indonesia melakukan tiga penelitian terkait apa yang diinginkan oleh pembeli gawai Indonesia dan bagaimana cara mereka membelinya. Riset pertama adalah Android Smartphone Purchase Journey Research yang dilakukan 2018. Riset ini dilakukan secara daring dengan melibatkan 1730 responden berusia 18 tahun ke atas yang telah membeli gawai (semua jenama) dalam tiga bulan terakhir.
Riset kedua adalah Google Smarter Smartphone Buyers Study. Riset ini dilakukan di tahun yang sama secara daring dengan 500 responden berusia 18 tahun ke atas. Responden ini telah membeli ponsel dalam tiga bulan terakhir.
Senior Industry Analyst-Tech & Telco Google Indonesia, Yudistira Nugroho, mengatakan pembeli gawai di riset kedua ini sudah semakin pintar. Mereka menggunakan banyak informasi daring untuk membeli gawainya. Riset ketiga adalah Google & YouTube Data pada 2019. Google Indonesia juga melengkapi riset mereka dengan data dari riset Indonesia Smartphone Market Report Q4 2018 yang dilakukan oleh Canalys.
Riset Google Indonesia mengungkapkan, 56 persen pengguna high end smartphone merasa gawainya tidak memenuhi kebutuhan mereka. Sebanyak 45 persen pengguna average smartphone juga berpendapat sama. Artinya, mereka semakin terbuka ke jenama-jenama gawai lain untuk memenuhi kebutuhan mereka dibanding jenama sebelumnya.
“Selain itu bukan cuma merek saja yang diganti, tetapi providernya juga. Mungkin ia merasa handphone-nya canggih tetapi provider-nya lambat,” kata Yudistira di Kantor Google Indonesia Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Hasil temuan dari penelitian menunjukkan bahwa pembeli gawai di Indonesia ternyata mencari kecepatan (87 persen), daya tahan baterai (83 persen), dan kapasitas penyimpanan memori (81 persen). Pertama, kecepatan di sini bukan berarti gawainya saja yang cepat, namun pengguna juga menginginkan provider yang cepat sehingga mereka merasa puas.
Kedua, soal daya tahan baterai. Salah satu riset Google mengungkapkan orang menggunakan gawai sehari-hari hampir lima jam.
Maka dari itu daya tahan baterai makin penting. Jangan sampai baru setengah hari dipakai, gawai sudah mati. Belum lagi kalau mencari sinyal gawai susah ditangkap, daya baterai akan semakin terkuras.
Ketiga, kapasitas penyimpanan memori. Dalam pemakaian gawai, pengguna pasti akan mengambil foto dan video untuk mengabadikan momen saat itu juga, kemudian diunggah di media sosial. Maka dari itu kapasitas penyimpanan memori gawai semakin penting.
Ketiga hal tersebut, menurut Yudistira, bahkan menggeser faktor kamera (71 persen) dan desain luar gawai (47 persen). Apabila faktor kecepatan, daya tahan baterai, dan kapasitas penyimpanan memori menduduki peringkat satu, dua, dan tiga secara berurutan, maka kamera menduduki peringkat 12 serta desain luar gawai berada di nomor 25.
Dengan presentase tersebut masih banyak orang yang merasa kamera merupakan faktor penting dalam sebuah gawai.
"(Kemudian) hanya setengah yang merasa desain itu penting. Bisa jadi karena desain smartphone sekarang mirip-mirip, jadi enggak ada bedanya sama lain," ujar Yudistira.