REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk AirPods Pro dari Apple laris manis. Produk yang mampu meredam bising dengan model ear bud nirkabel, kehabisan stok di sebagian besar pengecer daring. Kondisi itu bisa mengindikasi bahwa siapa saja yang memiliki ear bud premium telah menerima pesanannya.
“Ini adalah validasi besar lainnya untuk Cook and Cupertino bahwa AirPods bisa menjadi pendorong pertumbuhan tambahan yang maju,” kata analis Wedbush, Dan Ives, dilansir dari laman Barron.
Merujuk pada pernyataan CEO Apple, Tim Cook bahwa musim liburan pada Desember ini merupakan bulan yang bagus pagi perusahaan itu. Bulan lalu, Ives menyebut AirPods salah satu produk terpanas dalam kegiatan Black Friday. Dia memperkirakan penjualan mencapai lebih dari 65 juta AirPod pada 2019, bahkan bisa mencapai 85 juta hingga 90 juta unit pada 2020. Survei Evercore ISI baru-baru ini menunjukkan, AirPods adalah salah satu hadiah liburan yang paling dicari kalangan remaja dan dewasa muda.
Apple tidak mengatakan kapan AirPods Pro akan kembali tersedia. Penghentian stok untuk daring dapat mengindikasikan model premium terbaru Apple itu, mulai meningkat meskipun model AirPod yang lebih lama dan lebih murah masih tersedia untuk dibeli. AirPods Pro dijual seharga 249 dolar AS.
Pertumbuhan produk gaya hidup mencakup AirPods dan Apple Watch telah membantu mendorong saham Apple lebih tinggi. Meskipun, pendapatannya menurun di kategori lain. Beberapa analis, seperti Ives, percaya produk yang dapat dikenakan menghadirkan peluang pertumbuhan yang sangat besar bagi Apple untuk memanfaatkan lebih dari 900 juta pengguna Iphone.
Saham Apple telah naik sekitar 78 persen pada 2019, jauh melampaui indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average yang lebih luas. Saham Apple naik sekitar 0,4 persen menjadi 280,91 sekitar pukul 13.00 waktu setempat pada Selasa (17/12) lalu, sementara S&P 500 naik 0,1 persen, dan Dow naik sekitar 0,2 persen.