REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah perusahaan penguji antivirus asal Jerman, AV-Test, melaporkan bahwa hasil pencarian dengan mesin pencari Microsoft Bing menghasilkan lima kali lebih banyak laman yang mengandung malware dibanding search engine Google.
AV-Test, melakukan penelitian kepada beberapa mesin pencari selama 18 bulan, Google dan Bing termasuk didalamnya, seperti dilansir Ubergizmo, Senin (15/4).
Dalam penelitian mengenai Google vs Bing, peneliti mengevaluasi hampir 40 juta situs hasil pencarian, dimana Bing menghasilkan situs yang mengandung malware lima kali lebih banyak dari Google.
Dari 10,9 juta situs dalam hasil pencarian mesin pencari Google, hanya 272 laman yang terdeteksi mengandung malware, sedangkan Bing menghasilkan 1.285 situs berbahaya.
Situs-situs berbahaya tersebut memiliki malware yang mengeksploitasi kerentanan keamanan yang ada, terlebih jika pengguna tidak memperbarui browser dan add-ons-nya. Pengguna yang selalu memperbarui browser dan add-ons risiko untuk terjangkit malware kian berkurang. Malware mengeksploitasi kerentanan keamanan PDF readers, web browser, dan add-ons yang tidak diperbaharui dengan versi baru.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memperbaharui browser maupun add-ons. Update terkecil apa pun dapat mengurangi kerentanan terserang malware. Ini adalah pertempuran tidak pernah berakhir terhadap malware online, jadi selalu lebih baik untuk memperkuat pertahanan Anda.