Jumat 12 Jul 2013 02:23 WIB

Perampok Bank di Masa Depan Cukup Andalkan Komputer

Hacker (ilustrasi)
Foto: ui.ac.id
Hacker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa depan, perampok tidak akan merampok bank menggunakan senjata api dan masker lagi, tetapi mereka bersembunyi di balik layar komputer untuk melakukan serangan maya dan menutupi jejak digital mereka.

Sebagaimana dikutip dari CNN Money, saat ini ada beberapa cara yang dilakukan penjahat untuk melakukan "cyberattack" atau serangan maya. Mereka mampu mencuri sebelum uang ditransfer dari rekening bank.

Vikram Takur, seorang manajer di Symantec Security Response, mengatakan bahwa pencurian online hampir selalu menjadi bagian dari skema kejahatan. Meskipun kadang-kadang dilakukan seorang pelaku tunggal, kebanyakan kejahatan maya dibagi dalam beberapa langkah yang ditangani pemain yang berbeda.

Kebanyakan pencurian rekening bank dimulai dari pengembang malware yang menjual perangkat lunak berbahaya kepada peretas melalui pasar gelap.

Melalui pasar-pasar gelap di Internet, seorang peretas jahat dapat membeli perangkat-perangkat untuk mencuri kredensial rekening bank, layanan untuk menjatuhkan (mematikan) situs web, atau virus untuk menginfeksi komputer.

Mempekerjakan seorang peretas sangat mudah karena malware saat ini membutuhkan mereka untuk menginfeksi ratusan atau ribuan komputer.

Beberapa layanan bahkan cukup murah. Misalnya, untuk mendapatkan 1 juta alamat email hanya perlu membayar 111 dolar Amerika Serikat.

Setelah korban informasi rekening korban telah dikumpulkan, peretas dapat menjual data tersebut kepada seseorang untuk dikemas ulang dan didistribusikan ke pasar gelap.

Tidak semua informasi bernilai sama. Seringkali penjahat mencari kepercayaan dari orang-orang kaya dengan rekening di lembaga keuangan di mana mereka akrab dengan sistem keamanan.

"Semua berpengalaman. Penjahat yang pintar akan menjual barang kepada orang lain lalu keluar dari operasi," kata Thakur.

Sampai di sini, belum ada uang yang telah dicuri. Namun, ribuan bahkan jutaan dolar telah siap berpindah tangan.

Para penjahat maya yang membeli informasi tentang rekening bank itu dapat menggunakannya untuk mentransfer uang, meskipun hal itu merupakan hal yang berisiko tinggi.

Pada tahap ini, penjahat kriminal dapat menggunakan jaringan transfer internasional, melakukan pembelian online dengan kartu kredit curian atau benar-benar ke ATM dengan menggunakan PIN curian dan kartu debit palsu.

"Pada tahap ini mereka benar-benar beresiko tertangkap," kata Thakur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement