REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Facebook Mark Zuckerberg berambisi untuk meningkatkan akses internet di seluruh dunia. Hal tersebut menjadi agenda utama kunjungannya ke Indonesia serta bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
Zuckerberg mengatakan hanya sepertiga penduduk di dunia yang memiliki akses ke internet. Tim internet.org mengidentifikasi masalah yang dihadapi masyarakat. Hal pertama adalah masih banyaknya daerah yang belum memiliki jaringan internet.
Sekitar 15 persen masyarakat di dunia mengalami masalah tersebut. Masalah kedua adalah ekonomi. Mereka tinggal di tempat yang terkoneksi internet, tapi mereka tak bisa membayar aksesnya. Lalu, masalah yang paling besar adalah masalah sosial. Zuckerberg mengatakan banyak orang yang tidak mengerti fungsi dari internet.
Organisasi yang dibentuk Facebook untuk meningkatkan penetrasi internet dan membuat akses internet lebih murah, internet.org, bekerja sama dengan Ericsson dan XL Axiata untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap internet.
"Kita tak bisa bekerja sendiri. Kita harus memiliki partner di setiap negara untuk meningkatkan konektivitas tersebut," kata Zuckerberg di Hotel Four Season, Senin (13/10). Selain dengan perusahaan lokal, Facebook juga bekerja sama dengan Pemerintah.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Zuckerberg bertemu dengan Jokowi. Ia menjelaskan topik pertama yang dibicarakan adalah tentang tantangan teknik, ekonomi dan sosial dalam konektivitas.
Zuckerberg mengatakan punya kesamaan pandangan dengan Jokowi bahwa setiap orang atau bisnis yang terkoneksi dengan internet akan memiliki layanan yang baik pada masyarakat serta bisnisnya lebih efisien. Sehingga ke depannya, negara tersebut dapat lebih sejahtera.
"Meningkatkan koneksi terhadap internet di Indonesia adalah salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi di Indonesia," ujarnya.
Zuckerberg berambisi dalam beberapa tahun ke depan pihaknya dapat menyediakan akses internet di seluruh dunia. Setelah itu, ia akan memastikan bahwa masyarakat mengerti dan menggunakannya. "Kita mau meyakinkan bahwa 2/3 orang yang tadinya tidak memiliki akses jadi punya akses," ujarnya.