Ahad 07 Dec 2014 20:54 WIB

Telkomsel Merah Putih Jangkau Tiga Kecamatan di Perbatasan Malaysia-Kaltim

Menara BTS (Base Transceiver Stations) milik Telkomsel di Pulau Tongkeng, Kepulauan Seribu.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Menara BTS (Base Transceiver Stations) milik Telkomsel di Pulau Tongkeng, Kepulauan Seribu.

REPUBLIKA.CO.ID,BALIKPAPAN--Setelah Kampung Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sinyal untuk telekomunikasi seluler kini juga sudah hadir di Long Lunuk, Long Layu dan Agung Baru.

"Seluruhnya kampung dan kecamatan di perbatasan dengan Malaysia," kata Rina Dwi Noviani dari Divisi Komunikasi Perusahaan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), Ahad.

Dengan label Proyek Merah Putih, layanan langsung Telkomsel mencapai Tiong Ohang yang berpenduduk 5.000 orang pada 26 November lalu. Kemudian menyusul pada 2 Desember sinyal hadir di Long Lunuk, Long Layu dan Agung Baru.

"Pada 6 Desember kemarin seluruh kecamatan Long Apari sudah 'on air'. Ada dua BTS di sini, termasuk satu yang di Tiong Ohang," kata Noviani. Long Lunuk adalah juga kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu.

Long Layu masuk ke Kabupaten Nunukan dan Agung Baru merupakan wilayah Kabupaten Malinau. Nunukan dan Malinau kini menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara.

"Dengan demikian target kami untuk on air sebelum akhir tahun 2014 tercapai," kata GM Information Communication Technology (ICT) Telkomsel Kalimantan Ardhiono Trilaksono.

Kecamatan Long Apari berada di bagian ujung Kabupaten Mahakam Ulu. Kecamatan ini tempat tinggal etnis Bahau, Kayan dan Penihing.

Untuk mencapai Tiong Ohang, ibu kota Kecamatan Long Apari, bisa dimulai dari Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat. Diperlukan waktu sekitar 6 jam memudiki Sungai Mahakam. Long Bagun lebih kurang 400 kilometer barat laut Balikpapan.

Sesuai dengan nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) dengan Telkomsel, Pemprov Kaltim melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyediakan anggaran membangun BTS.

Diperkirakan lebih dari Rp3 miliar dana yang diperlukan untuk membangun satu BTS di tempat yang jauh seperti di Tiong Ohang.

Pemerintah Kabupaten kemudian bertanggungjawab atas ketersediaan solar untuk generator yang membangkitkan listrik untuk BTS itu. Diperlukan 200 liter atau satu drum solar untuk 2 generator per 5 hari di setiap BTS.

Telkomsel bertugas menyediakan teknologi informasi dan layanan yang diperlukan. "Termasuk juga sewa satelit untuk mewujudkan layanan itu," kata Manager Project Management Kalimantan Dimas Wicaksono pada kesempatan yang sama.

Pemprov Kaltim kemudian meminta bantuan Kodam VI Mulawarman untuk membangun BTS-BTS tersebut. Pangdam VI Mulawarman mengerahkan prajurit-prajurit Detasemen Zeni Tempur untuk melaksanakan amanat itu.

"Medan tempat BTS itu dibangun sungguh menantang, begitu pula jalan menuju ke lokasi. Karena itu, kontraktor biasa tak mau mengerjakannya karena risiko dan biayanya sungguh besar," tutur Ardhiono.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement