Selasa 20 Jan 2015 11:35 WIB

AS Sadap Komputer Korut Sejak 2010

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
US Cyber Command
Foto: thenewnewinternet.com
US Cyber Command

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat tahu Korea Utara berada di balik peretasan terhadap Sony Pictures Entertainment karena negeri Paman Sam tersebut diam-diam berhasil masuk ke jaringan komputer Korut pada 2010.

Surat kabar New York Times dan Der Spiegel melaporkan hal tersebut mengutip pejabat AS dan dokumen dari Badan Keamanan Nasional (NSA) yang bocor.

New York Times mengatakan piranti lunak tersembunyi memberitahu badan intelijen AS mengenai kegiatan peretasan Korut. Korut berulangkali membantah terlibat dalam peretasan keamanan.

Penyelidik AS meyakini peretas memerlukan dua bulan untuk memetakan sistem Sony sebelum akhirnya bisa membobolnya. Serangan terhadap Sony November tahun lalu menyebabkan sejumlah dokumen sensitif bocor ke publik, termasuk dokumen mengenai detil gaji dan surat elektronik rahasia di jajaran eksekutif.

Peretasan tersebut juga menyebabkan penundaan peluncuran film komedi The Interview ditunda. Film tersebut akhirnya diluncurkan secara online.

Kantor Direktur Intelijen Nasional mengatakan komunitas intelijen mengetahui dengan pasti upaya peretasan Korut ke jaringan komersial karena mereka rutin melacaknya.

"Meski tidak ada dua situasi yang sama, adalah tujuan kami mencegah pelaku mengeksploitasi, mengganggu atau merusak jaringan komersial AS dan infrastruktur siber. Saat kriminal siber memiliki kemampuan dan ingin merusak, kami bekerja sama mempertahankan jaringan," ujar juru bicara Badan intelijen Nasional Brian Hale dikutip dari BBC, Senin (19/1).

Pakar keamanan siber Steven Murdoch dari University College London mengatakan sepertinya NSA setidaknya pernah mencoba mengakses jaringan Korut. "Saya hampir yakin mereka mencoba lama sebelum 2010. Korut telah menjadi sasaran AS sejak lama," katanya.

Murdoch mengatakan jika NSA telah mengetahui peretasan sebelum itu terjadi, NSA kemungkinan memilih tidak memperingatkan Sony demi keamanan mereka sendiri.

"Satu kemungkinan adalah mereka tidak tahu seberapa merusak serangan itu dan tidak ingin mengambil risiko mengungkap sumber mereka dengan memberitahukannya kepada Sony atau mungkin mereka tahu seberapa parah kerusakannya, tapi dari segi keamanan nasional skalanya tidak signifikan," ujar Murdoch.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement