REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Cara pandang masyarakat dan tata kelola yang perlu diperkuat untuk mewujudkan 'Smart City" atau kota pintar di Indonesia, kata pakar Teknologi Informasi (IT) dari Institut Teknologi Bandung Suhono R Supangkat di Bandung, Selasa.
"Dari tiga konsep utama pengukuran Smart City, tidak ada masalah dari sisi teknologi, namun cara pandang masyarakat dan tata kelolanya masih terkendala dan harus dipersiapkan dengan baik," kata Suhono pada Seminar Smart City.
Ia menyebutkan keinginan tinggi pengguna IT di Bandung dan Jakarta, merupakan partisipasi masyarakat menuju Smart City. Seperti media sosial facebook dan twitter, dalam hal ini adalah 'Ngobrol Kota'.
Dari ketiga konsep tersebut, menurut Suhono, mindset people dan tata kelola masih menjadi kendala.
"Kendala dalam konteks proses dan people artinya lebih bisa mengubah mindset, dan budaya bagaimana bisa hidup bersih dan hidup tertib, dalam tata kelola pemerintah harus bisa mengurus ini," katanya.
Konsep Smart City pada umumnya adalah suatu konsep bagaimana situasi kota bisa diketahui oleh pengelolanya, warganya, atau calon pendatang, sehingga kalau ada ketidakberesan di suatu kota, pemerintah atau yang berkepentingan bisa segera mengambil keputusan.
"Problem kota-kota di Indonesia sebagai akibat dari intensitas urbanisasi yang kian deras jadi fokus bahasan," kata Suhono yang juga guru besar Teknik Elektro ITB itu.
Menurut dia, proses pengukuran, mulai dari mengetahui hingga antisipasi atau adaptasi akan bisa cepat bila dibantu dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Suhono menjelaskan, teknologi broadband bisa dioptimalkan maka pemimpin tidak repot blusukan.
"Broadband akan ada laporan masuk secara real-time, mempercepat pemimpin untuk mengambil keputusan yang sebelumnya disimpan 'cloud computing'," katanya.
Diharapkan, kata Suhono, masyarakat pun bisa memanfaatkan teknologi informasi.
"Kota yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dengan kriteria yang telah memenuhi semua aspek kebutuhan stake holders yang beraktivitas dalam lingkup dinamika kota tersebut akan menentukan tingkat kesejahteraannya," kata Suhono menambahkan.