REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Siwi Tri Puji
Jika boleh menyebut empu virus komputer saat ini, Flame adalah salah satunya. Malware ini ditemukan di Iran dan di tempat lain dan diyakini menjadi bagian dari operasi yang terkoordinasi dengan baik, berkelanjutan.
Operasi tersebut yang pasti dilakukan mirip operasi intelijen di dunia nyata yang didanai negara.
Flame pertama terdeteksi pada 28 Mei 2012 oleh tiga institusi, MAHER Center milik Iranian National Computer Emergency Response Team (CERT), Kaspersky Lab, dan CrySyS Lab milik Budapest University of Technology and Economics.
Virus yang diposisikan sebagai sebuah piranti spionase maya diketahui telah menginfeksi jaringan komputer di Iran, Lebanon, Suriah, Sudan, wilayah Pendudukan Israel, dan negara-negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara selama setidaknya dua tahun.
Menginfeksi seluruh komputer dengan platform Windows 7, Flame bisa menyebar dalam sistem lain melalui jaringan lokal (LAN) atau USB stick. Virus ini tergolong sangat ganas karena tak hanya merekam semua data dan kegiatan komputasi, Flame juga menyadap semua pembicaraan melalui Skype, serta meloncat melalui Bluetooth untuk mengunduh semua informasi kontak dalam smartphone yang terinfeksi.
Dijuluki "Flame" oleh Kaspersky, karena merupakan versi mini dari virus mematikan sebelumnya, Stuxnet, yang diyakini telah mendatangkan malapetaka pada program nuklir Iran pada tahun 2009 dan 2010.
Meskipun memiliki tujuan yang berbeda dan beda komposisi dari Stuxnet, serta dilahirkan oleh 'bidan' yang berbeda, namun melihat lingkup geografis infeksi dan perilakunya mengindikasikan bahwa negara yang sama berada di balik Flame.
"Malware ini bukan serangan cyber biasa yang lahir dan programmer biasa. Ini dirancang oleh mereka berdana tak terbatas untuk tujuan yang jauh lebih besar. Hanya negara yang mungkin merancangnya," kata seorang analis keamanan cyber.