REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar keamanan siber, Pratama Persadha menilai pertahanan siber nasional masih lemah. Tak hanya dari segi teknologi, menurut dia, pemerintah juga harus memberdayakan sumber daya manusia (SDM) lokal.
"Kita tidak bisa selamanya hrnya membeli alat dan software dari asing," ungkap Pratama, Kamis (22/5).
Menurut dia, seharusnya Indonesia bisa memulai dan membuat alat lokal agar dampaknya lebih positif dan mudah dikontrol. Dia mengatakan selama ini pemerintah belum menyentuh masalah utamanya dalam lemahnya ketahanan siber Indonesia.
Menurut Pratama, unsur manusia dan teknologinya menjadi permasalahan utama yang harus dituntaskan. Terkait denga hal tersebut, ia menilai akan jauh lebih aman jika pemerintah bisa membeli ataupun mengembangkan SDM dan produk dalam negeri. Keadaan tersebut akan jauh lebih menuntungkan untuk Indonesia.
"Cina contohnya, mereka memakai produk dalam negeri untuk media sosial dan pertahanan digital. Jelas karena mereka tahu produk asing pasti sudah dibuat celah keamanan atau bahkan dipasangi penyadap," jelas Pratama.
Namun, menurut dia, pemerintah tak perlu meniru Cina yang mulai dari email hingga media sosial memakai buatan negerinya. Pratama menjelaskan, pemerintah bisa selektif dalam memilih bidang yang strategis terlebih dahulu.